Mendadak handphone Reka berbunyi. "Pah, aku mau angkat telepon sebentar ya."
Reka izin dengan begitu sopan pada Doni dan begitu mengabaikan keberadaan Marsell. Sama sekali tidak ingin dan juga tidak niat Reka izin terlebih dahulu pada Marsell. Bagi Reka, Marsell itu bukan apa-apa, bahkan tidak ada apa-apanya.
Begitu enteng, Doni menganggukkan kepalanya. "Iya, silakan." Tidak ada sebuah alasan yang membuat Doni harus melarang Reka untuk mengangkat terlepon tersebut.
Dengan seketika Reka langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menjauh dari tempat ini. Tanpa berlama-lama, Reka menghubungi Mamahnya.
Menghubungi?
Tidak salah?
Ya.
Tidak ada yang salah.
Sebelumnya alasan yang membuat handphone Reka berbunyi bukan sebab ada sebuah panggilan yang masuk, melainkan Reka sendiri yang menghidupkan nada dering handphone-nya dan mereka sama sekali tidak ada yang memperkirakan kalau itu hanya sebuah nada dering.