"Nyokap lo kan?" tanya Marsell yang terdengar cukup pelan. "Gue mau bicara," lanjut Marsell yang tak kunjung menarik tangannya.
Di sini Prisya malah menjadi bingung dengan apa yang harus dia lakukan, karena jujur perasaannya tidak enak saat Marsell meminta handphone-nya setelah tahu kalau dia sedang berbicara dengan Mamahnya.
Masih dipenuhi oleh sebuah perasaan ragu, Prisya memberikan handphone-nya pada Marsell. Terlihat kalau jari tangan Prisya terlihat gemetar saat memberika handphone-nya.
Prisya tidak takut pada Marsell, hanya saja dia takut mengenai apa yang akan Marsell lakukan setelah menerima handphone miliknya yang masih melakukan panggilan dengan Mamahnya.
"Hallo." Suara dingin milik Marsell terdengar begitu jelas di telinga Lina, nada bicara Marsell begitu datar.
Kening Lina sempat mengernyit, tapi dia ingat kalau sekarang anaknya tengah bersama dengan Marsell yang kemungkinan besar suara itu adalah suara Marsell.