Marsell tengah memperhatikan ke arah luar kamarnya yang menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah, tapi ternyata keindahannya tidak sampai membuat dia merasa tenang.
Semakin ke sini Marsell malah semakin merasa khawatir akan sesuatu hal dan pikirannya semakin menumpuk dengan apa yang sudah terjadi dan penyesalan serta pemikirannya tidak bisa dia lepas begitu saja.
Setelah beberapa lama termenung, pada akhirnya Marsell merasa mulai yakin untuk mengatakan hal ini. Marsell dengan santai mengambil handphone-nya untuk menghubungi seseorang.
Udara yang sejuk dengan angin yang berhembus menjadi saksi jika sekarang Marsell tengah menunggu agar orang itu bisa secepatnya menerima panggilan dari dirinya sampai akhirnya diterima.
"Pah," panggil Marsell sebagai pembuka dialog yang akan terjadi antara dirinya dan juga papahnya. Nada bicara Marsell terdengar begitu lembut.