Mengetahui kalau sekarang dia mendapatkan sebuah panggilan masuk dari orang yang berstatus sebagai Mamahnya membuat Prisya yang semula berniat untuk langsung menerima panggilan yang masuk menjadi terungkan.
Bukan dia tidak ingin menerima panggilan tersebut, hanya saja otaknya sedang berpikir. Mungkin akan secara cepat jika otak memberikan respons untuk menerima, di mana jari tangannya pasti dengan begitu mudah untuk menggeser layar handphone-nya.
Sekarang yang muncul dalam benaknya adalah kejadian yang sudah Mamahnya lakukan bersama dengan Marsell, sehingga niat dia untuk menerima panggilan tersebut menjadi terhalang.
Dengan begitu dalam, Prisya menarik napasnya. Dia tidak tahu apa alasan yang membuat Mamahnya menghubunginya sekarang, apakah ada sesuatu hal yang penting atau hal yang serius, dia tidak tahu, hingga pada akhirnya Prisya memilih untuk menerima panggilan tersebut.
"Hallo Mah, ada apa?" tanya Prisya.
