"Bisa nurut?" tanya Prisya yang begitu berharap kalau Marsell mau nurut kepada dirinya.
Prisya begitu ingin kalau Marsell tidak terus-terusan mengalihkan semua masalah yang ada pada minuman yang mengandung alkohol.
"Bisa bertemu?" tanya Marsell.
Pertanyaan yang begitu jauh dari pertanyaan yang sudah Prisya ucapkan keluar dari mulut Marsell.
Prisya terdiam sejenak memikirkan pertanyaan yang baru saja Marsell ucapkan, karena memang tidak bisa dengan mudah untuk Prisya jawab.
"Mau ngapain?" tanya Prisya yang merasa kebingungan dengan alasan yang membuat Marsell malah menanyakan apakah bisa bertemu atau tidak.
"Gue lapar," jawab Marsell menggunakan nada bicara yang terdengar begitu datar.
Mendengar jawaban yang baru saja Marsell ucapkan membuat Prisya terdiam, bahkan mengerutkan keningnya dengan sebuah tanda tanya yang besar.
"Hubungannya dengan ngajak gue ketemu apa? Lapar ya makan lah," ujar Prisya dengan begitu enteng.