Saat sedang olahraga, ada siswi yang memberikan minuman pada Marsell. Prisya hanya bisa mengukirkan senyumannya untuk menutupi kesedihannya.
Sampai saat ini Prisya hanya bisa memperhatikan Marsell dari kejauhan, karena memang dia cemburu, tapi dia ingat siapa Marsell dan ini mungkin sudah awal dari dia yang harus melupakan Marsell.
Begitu banyak perasaan yang sekarang bermunculan dalam diri Prisya dan semuanya malah menjadi bercampur aduk, membuat semua rasa itu malah menjadi tidak jelas serta tidak karuan ke mana tujuannya.
Dengan langkah yang santai, seorang cowok terus mendekat ke arah di mana Prisya sekarang tengah berada. Dirinya tahu apa yang sekarang tengah Prisya lihat, karena dia sendiri bisa melihat semua itu dengan begitu jelas.
"Dia sudah terbiasa seperti itu, sampai kapan pun kebiasaan akan sulit untuk dilepas."