Sampai di kantor, Kezira segera membuka laptopnya. Melihat beberapa berkas di ataa meja lalu mulai bekerja meskipun Jene saja belum ada di kantor.
Entahlah, sejak pagi perasaan Kezira tidak enak. Seperti akan terjadi hal buruk kepadanya, apa yang akan terjadi?
Kezira segera menelpon Tantenya, takut bahwa Kezan akan kumat kembali sakitnya. Namun rupanya di Indonesia semuanya baik-baik saja, lalu?
Sampai dimana Kezira menerima telepon dari Gezan, lengkung senyum Kezira tergambar dengan jelas karena ia bisa melihat bahwa Gezan baik-baik saja.
"Hallo Gezan, apakah kamu merindukanku?" tanya Kezira dengan suara menggodanya.
"Maaf, apa ini dengan Nona Kezira. Nomor Anda ada di panggilan terakhir pemilik handphone ini." ujarnya dari sebrang sana.
Tubuh Kezira terpatung, tidak dapat berkata sepatah katapun. Jangan bilang bahwa ada kejadian yang buruk menimpa pada Gezan.
"Pesawat yang di tumpangi oleh pemilik dari handphone ini jatuh!"
Deg!