Kezira dan Gezan sudah sampai di tempat tujuan mereka. Sebelum turun dari mobil, Kezira merapihkan terlebih dahulu pakaian Gezan yang berantakan.
"Terimakasih," ujar Gezan sambil tersenyum.
"Sama-sama."
Mereka berdua pun turun dari mobil, menatap lekat indahnya Monas yang sangat bersinar di malam hari.
"Wah, indah sekali!" ujar Gezan, tapi anehnya ia malah menoleh kearah Kezira.
"Kenapa malah liat kearah aku?"
"Kamu lebih indah," ujar Gezan.
Kezira tersipu malu, rasanya ia seperti seorang ratu yang di perlakukan baik oleh rajanya.
"Kamu jangan ngegombal mulu, awas ya!"
"Hahahah, aku enggak takut sama ancaman kamu." ujar Gezan.
"Masa sih?"
"Iya, apa sih emangnya ancamannya?" tanya Gezan.
Kezira sedikit berpikir, namun ia kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak ada ancaman, aku bukan orang yang akan mengancam orang yang berada di sampingku." ujar Kezira.
Kezira tertawa ringan, mengelus puncak kening wanitanya dengan lembut.
"Kamu yang terbaik," ujar Gezan.