Kezira kini tengah terdiam di kamarnya sendiri, menatap langit malam dari balkon seorang diri. Kadang Kezira membayangkan menjadi seperti Gezan di suatu hari, tapi ternyata menjadi sepertinya memiliki banyak hal yang berat.
Karena Kezira tidak bisa memejamkan natanya untuk tidur. Maka Kezira memilih untuk bermain game di handphone nya.
Awalnya memang baik-baik saja sampai dia mendengar ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.
Tanpa ragu Kezira bangkit lalu membuka pintu kamar. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat ibu Gezan di hadapannya.
"Ibu--?"
"Ik-ut sayaaaa.." ujarnya.
Kezira mengikuti ibu Gezan dari belakang. Tapi entahlah, Kezira memiliki aura yang tidak enak terhadapnya.
"Kenapa kamu begitu? Saya menakutkan?" tanya ibu Gezan yang ternyata bisa Bahasa Indonesia sedikit-sedikit.
"Tidak," jawab Kezira yang menunduk.
"Ikut!" ujar ibu Gezan meminta Kezira ikut dengannya ke taman belakang.