"Kenapa sih An? Jangan teriak-teriak ah. Malu."
"Jadi kamu malu sama aku yang kayak gini?" tanya Aina.
Kezira tertawa."Dramatis banget sih loh, lagian ngapain juga lo teriak. Orang apa yang di bilang Weru emang bener."
"Diem deh Kez!"
"Di bilangin juga!"
"Bodo!"
Kezira sekarang merasa bahwa Aina menjadi seperti kanak-kanak, apalagi kalau di nasehati.
"An, Wer. Gue mau pergi dulu. Kalian lanjutin aja ya." ujar Kezira.
"Kemana?"
"Nyari ketenangan, mumet liat Aina."
"Heh!"
"Apa? Udah sana pacaran aja."
Kezira memutuskan untuk pergi ke atap, disana dia bisa mendapatkan ketenangan. Bahkan kali ini Kezira di buat pusing oleh klien nya yang dari Jerman. Bagaimana tidak dia menginginkan Kezira sendiri yang menemuinya, sedangkan kali ini Kezira tidak bisa. Panggilan video saja mereka tidak mau, kalau begitu tidak ada cara lain selain kehilangan mereka.