Tiga hari setelah pertemuan Kazuki dengan John. Negosiasi antara klub Southampton dengan Furochi berlangsung selama sehari sebelum kesepakatan akhirnya tercapai. Negosiasi itu tidak berlangsung lama karena bagaimanapun Kazuki masih belum membuktikan dirinya. Satu-satunya hal yang Furochi inginkan adalah perjanjian bahwa Kazuki akan dimainkan setidaknya selama 200 menit pada musim ini.
200 menit mungkin terlihat sedikit jika dihitung sebagai waktu pertandingan penuh, maka Kazuki akan terjamin bermain selama 2 pertandingan penuh ditambah sebagai pengganti selama 20 menit. Terlihat sangat sedikit bukan? Tetapi sangat sulit bagi Kazuki untuk bermain sebagai starter. Jika Kazuki bisa bermain sebagai pengganti selama 20 menit setiap pertandingannya, maka Kazuki akan bermain sebagai pengganti di 10 pertandingan.
Furochi telah melakukan tugasnya dengan baik, ke depannya terserah Kazuki bagaimana ia memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin. Tentunya jika Kazuki bermain dengan bagus maka Furochi juga akan menegosiasikan kembali kontrak Kazuki tetapi jika Kazuki gagal, Southampton akan dengan cepat menendang Kazuki pergi.
Karena saat ini pergantian tahun semakin dekat dan suhu terus turun, Kazuki akan memulai trialnya pada paruh kedua musim kompetisi liga Premier di mulai.
Walaupun tidak ada pertandingan resmi Kazuki terus berlatih dengan giat entah itu di dunia nyata atau di dunia mimpi. Pelatihannya di [Pelatihan Mimpi] juga mengalami perubahan. Kemampuan umpan, tendangan jarak jauh dan free kick jarak jauh telah mengalami hambatan karena otot kaki Kazuki masih dalam masa pertumbuhan.
Kazuki memilih untuk membiasakan diri dengan taktik dan tim Southampton. Seperti yang pernah GM bilang bahwa [Pelatihan Mimpi] bisa mensimulasikan imaginasi Kazuki. Oleh karena itu Kazuki mensimulasikan pertandingan-pertandingan yang dilalui Southampton pada musim ini dengan Kazuki yang menggantikan posisi Belliand.
Setelah beberapa percobaan akhirnya Kazuki menyadari dia tidak bisa menggantikan posisi Belliand sepenuhnya karena perbedaan cara bermain dan taktik Southampton yang tidak sesuai dengan kemampuan Kazuki.
Jika ini adalah kenyataan maka pelatih utama mungkin akan menyesuaikan taktik Southampton agar Kazuki bisa beradaptasi dengan lebih baik, masalahnya Kazuki tidak bisa mengimajinasikan bagaimana taktik penyesuaian yang dilakukan pelatih utama Southampton.
Kazuki mengatakan permasalahan itu pada GM.
Mengenai hal tersebut, GM menjelaskannya pada Kazuko. "Itu adalah kelemahan [Pelatihan Mimpi], setidaknya untuk saat ini. [Pelatihan Mimpi] bisa mensimulasikan kemampuan tetapi tidak dengan pemikiran dan mental seseorang. Pada pertandingan nyata akan ada banyak pemain yang melakukan cara kotor seperti diving, melakukan pelanggaran kasar, memprovokasi lawan. Ada juga faktor wasit yang lebih condong pada tim lain, dan yang terakhir adalah kemampuan dan pemikiran pelatih terhadap situasi yang berlangsung."
"Aku tidak menyangka bahwa [Pelatihan Mimpi] memiliki kelemahan seperti itu. Tadi kau bilang untuk saat ini, apa artinya suatu saat nanti masalah ini akan terselesaikan?"
"Aku pernah bilang bukan, [Pelatihan Mimpi] adalah program dari masa depan, karena itu program tentu itu buatan manusia. Karena itu buatan manusia tentunya akan ada perkembangan ke depannya."
Perkataan GM kembali membangkitkan rasa penasaran Kazuki mengenai masa depan dan siapa orang-orang yang menciptakan [Pelatihan Mimpi]. Namun, ia tahu bahwa GM tidak akan menjawabnya. Daripada membuang-buang waktu mempertanyakan itu lebih baik Kazuki kembali berlatih.
Setelah berlatih berkali-kali bersama team Southampton akhirnya Kazuki menemukan kelebihan dan kelemahannya saat menggantikan Belliand. Secara komprehensif Belliand merupakan striker yang matang dan memiliki kemampuan lebih tinggi daripada Kazuki. Tetapi dalam beberapa aspek Kazuki juga memiliki keunggulannya tersendiri.
Belliand adalah Center Forward tipe target man, dengan kemampuan fisiknya yang luar biasa ia mampu menahan bola dengan kuat dan memberikan kesempatan bagi Denilson untuk mencari celah. Belliand juga bisa sangat unggul pada duel udara. Dari 9 goal yang ia cetak pada paruh pertama premier league musim ini, Belliand mencetak 5 goal dari sundulan.
Dalam taktik counter-attack walaupun Belliand tidak cepat ia bisa menggunakan fisiknya untuk menerobos secara paksa melewati bek tengah lawan. Ia juga bisa menahan bola di kakinya dan memberi kesempatan bagi rekannya untuk menerobos pertahanan lawan.
Southamton tidak memiliki playmaker, dalam strategi 4-4-2, di lini tengah Southampton memasang dua gelandang bertahan dan 2 pemain sayap yang bertugas melakukan crossing ke tengah kotak penalti. Kemudian Denilson akan bertugas untuk menghubungkan gelandang bertahan dengan Belliand.
Taktik yang Southamton rancang untuk full bek juga sangat konservatif mereka benar-benar memasang full bek yang hanya bertugas menjaga wilayah mereka tanpa sering melakukan overlap. Pada dasarnya strategi Southampton adalah melakukan serangan balik terutama melawan klub-klub top, sementara itu untuk melawan klub yang setara Southampton biasanya akan mengandalkan pemain sayap dan juga terobosan Denilson sebagai titik utama. Jika mereka berhasil mencetak goal pertama, Southampton akan langsung merubah strategi menjadi serangan balik.
Dengan seringnya serangan balik Southampton, apa yang bisa Kazuki lakukan? Southampton adalah tim yang mengandalkan pertahanan. Apa yang bisa Kazuki andalkan untuk membantu Southampton sebagai seorang striker?
High-pressing, intercept, dan Tackle, Kazuki memutuskan untuk mempelajari hal itu. Siapa bilang Striker tidak bisa melakukan pertahanan? Kazuki mengingat saat ia melawan Leicester City u-18 dimana striker mereka melakukan pressing pada bek Manchester United. Jika Kazuki mampu melakukan hal itu maka nilai Kazuki akan naik.
Dalam hal pertahanan ia akan berguna bagi tim, dalam hal penguasaan bola kemampuan passingnya sendiri sangat solid ia bisa membantu serangan balik Southampton dengan umpan jarak jauh. Melawan tim yang juga bertahan, kemampuan tendangan jarak jauh dan free kick Kazuki juga cukup bagus. Setelah memantapkan idenya Kazuki segera berlatih.
***
Tanggal 30 desember tahun 2011. 10 jam menuju menuju tahun baru, Kazuki bersandar di balkon hotel sambil memainkan handphonenya. Kazuki bertanya-tanya apakah dia harus menelepon keluarganya. Di Jepang, saat ini sudah pukul 11 lebih negara sakura itu lebih cepat 9 jam dari Inggris.
Keluarganya memiliki tradisi untuk merayakan tahun baru. Karena itu tidak mungkin mereka tidur saat ini. Setelah beberapa pertimbangan akhirnya Kazuki memutuskan untuk menelepon Ibunya.
Ia mengetuk serangkaian nomor pada layar handphonenya sebelum menekan ikon panggil.
Beberapa saat kemudian telepon telah tersambung.
"Halo, ini dengan siapa?"
Nomor Kazuki adalah nomor baru, wajar jika Ibunya belum menyimpan nomor ini. Kazuki kemudian menghirup nafas dalam-dalam, sebentar lagi ia menjalani trial di Southampton, mungkin ini waktu yang tepat baginya untuk meminta doa dari ibunya.
"Kaa-san, ini Kazuki. Aku ingin mengucapkan selamat tahun baru."
Setelah itu hening beberapa saat sebelum akhirnya ibunya menjerit senang. Kazuki menjawab pertanyaan-pertanyaan Ibunya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mewakili rasa khawatir seorang ibu pada anaknya. Dengan tenang kedua ibu dan anak itu saling melepas rindu mereka walaupun hanya lewat handphone.
Setelah lima menit Kazuki menutup panggilan tersebut. Ia tidak menelepon ayahnya, untuk saat ini Kazuki belum ingin menghadapi Ayahnya. Suatu hari ketika Kazuki sangat sukses menjadi pemain sepak bola adalah hari dimana ia akan berbicara dengan Ayahnya.
"Aku ingin sebelum akhir tahun 2012 nanti aku bisa menjadi pemain utama Southampton, bukan pemain pengganti apalagi pemain cadangan."
Dengan sebuah tujuan yang jelas, Kazuki menutup lembaran perjalanannya di tahun 2011.