Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 7 - Manchester City u-18

Chapter 7 - Manchester City u-18

Keesokan harinya, Furochi kembali mendatangi Kazuki.

Kedatangannya kali ini untuk memastikan niat Kazuki setelah kontraknya dengan Manchester United habis. Sebagai agen yang baik tentu saja Furochi harus mempersiapkan terlebih dahulu klub seperti apa yang ingin dituju Kazuki selanjutnya.

Setelah pelatihan harian selesai Furochi membawa Kazuki ke kafe terdekat dari pusat pelatihan trafford. Setelah memesan secangkir kopi, Furochi bertanya pada Kazuki, "Aku mendengar kau telah bermain dia kali berturut-turut di liga premier akademi. Walaupun itu tak cukup untuk membangkitkan perhatian klub lain tetapi setidaknya mereka tidak akan menolak jika berniat bergabung dengan klub-klub itu. Terutama klub liga kasta kedua liga inggris, aku yakin disana kau akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik."

Sebelum Kazuki menjawab pertanyaan tersebut, Furochi kembali melanjutkan perkataannya, "Atau mungkin kau berpikir untuk memperbarui kontrakan jika Manchester United mengundangmu ke squad u-23? Hal itu juga bagus jika kau bisa membuktikan dirimu di liga Inggris U-23 aku jamin klub-klub bawah pasti akan dengan senang hati menerimamu."

Kazuki memikirkan perkataan Furochi dengan hati-hati. Jika dia pergi ke klub liga championship, mungkin dia akan bermain di liga u-23 sembari sesekali mendapatkan kesempatan tampil sebagai pengganti. Keuntungannya jelas, jika Kazuki mampu meyakinkan pelatih dengan kemampuannya bukan tidak mungkin dia akan dia akan menjadi anggota tim utama klub kasta kedua tersebut. Di sisi lain, jika Kazuki meneruskan karirnya di Manchester United, dia akan benar-benar berfokus pada liga Inggris u-23 selama beberapa tahun. Keuntungannya, Kazuki akan mendapatkan perhatian yang lebih dari klub-klub premier league jika ia bermain bagus tetapi kekurangannya langkah Kazuki menuju kompetisi profesional akan terhambat.

Melihat Kazuki yang masih bimbang dengan pilihannya, Furochi menghela nafas dan berkata, "Masih ada dua minggu waktu bagimu untuk memikirkannya, kuharap kau bisa memikirkan hal itu baik-baik."

"Selain itu kuharap kau bisa menghubungi orang tuamu segera. Cepat atau lambat kau harus berhubungan dengan mereka lagi, terutama ibumu, dia pasti sangat cemas."

Kazuki diam tanpa berusaha menjawab perkataan Furochi. Kazuki datang dari keluarga yang bisa dibilang sangat kaya. Keluarganya menjalankan perusahaan besar. Ayahnya selalu menentang keinginan Kazuki menjadi pesepakbola. Walaupun ibu Kazuki mendukung impian Kazuki tetapi di keluarganya suara Ayahnya adalah yang paling utama. Hubungan Kazuki dengan Ayahnya membeku setelah Kazuki memaksakan diri untuk menerima undangan Manchester United. Walaupun Ibunya masih rajin mentransfer uang pada Kazuki secara diam-diam tetapi ia tidak pernah menghubungi Ayah dan Ibunya sama sekali dalam kurun waktu 1 tahun ini.

Kazuki masih ingat perkataan Ayahnya yang selalu membekas dihatinya.

"Sesukses apapun kau menjadi seorang pesepakbola, akan kalah sukses daripada menjadi seorang penerus perusahaan keluarga kita."

Kata-kata itulah yang membuat Kazuki semakin terpacu untuk menjadi pemain sepak bola top. Dia ingin membuktikan bahwa karirnya sebagai pesepakbola akan melebihi kesuksesan karirnya sebagai penerus perusahaan.

Setelah percakapan tersebut, Furochi mengantar Kazuki kembali ke kamp pelatihan, mereka berdua kembali berpisah setelah Furochi mengucapkan selamat tinggal.

***

Akhirnya pertandingan lanjutan liga Premier akademi dimulai. Pada putaran kali ini, Manchester United u-18 akan berkunjung ke tetangganya, Manchester City u-18. Pada saat ini Manchester City menduduki klasemen pertama liga Premier akademi Inggris region selatan.

Akademi Manchester City telah meraih hasil yang bagus dalam beberapa tahun terakhir, mereka tidak hanya menjuarai liga Premier akademi Inggris tetapi juga menjuarai UEFA youth league. Bisa dibilang nasib Akademi Manchester City berbanding terbalik dengan tim utamanya. Setelah tiga tahun mengalami perubahan besar dengan akusisi yang dilakukan oleh Syeikh Mansour, Manchester City masih belum bisa mendapatkan gelar liga Inggris pertama mereka, bahkan Manchester City harus berjuang mati-matian untuk masuk ke zona liga champions saja.

Daripada fokus pada warga lokal, Akademi Manchester City mengumpulkan banyak bakat dari penjuru dunia dengan uang yang mereka miliki. Ironisnya, walaupun mereka menghabiskan banyak uang untuk mengumpulkan bakat-bakat tersebut tetapi presentase kenaikan pemain Akademi Manchester City ke tim utama sangat rendah. Tim utama Manchester City lebih suka menghabiskan banyak uang untuk membeli bintang yang matang daripada melatih para pemain muda.

Setelah kenaikan tiba-tiba Manchester City menjadi klub yang kaya, Derby Manchester yang selalu didominasi Manchester United kini mulai berubah. Panasnya Derby Manchester telah meningkat pesat setelah musim sebelumnya dimana Manchester United gagal meraih trophi liga Premier setelah kalah dari Manchester City yang mengakibatkan poin Setan Merah disusul oleh Chelsea pada pertandingan terakhir.

Walaupun tidak sepanas di tim utama, para pemain Manchester United u-18 juga tetap merasakan beratnya bobot pertandingan ini setelah Traves memberikan intruksi penuh semangat pada Kazuki dan teman-temannya.

"Biarkan orang kaya baru itu tahu siapa pemilik Manchester yang sesungguhnya. Jangan sampai kalian memalukan lambang yang ada pada dada kalian itu. Ayo menangkan pertandingan ini."

Para pemain muda itu menanggapi Traves dengan penuh semangat.

Starting line up kali ini Kazuki kembali bermain sebagai striker walaupun kondisi Perreira sepertinya telah kembali menemukan ketajamannya. Tentu saja, Kazuki tidak akan membuang kesempatan yang diberikan Traves sia-sia.

Disisi lain, Kazuki melihat kebanyakan pemain Manchester City u-18 berusia 15-16 tahun berbeda jauh dengan Kazuki yang sudah berusia 18 tahun. Di tim senior semakin muda seseorang semakin energik dan pekerja keras mereka, namun di tim yunior seperti ini usia muda hanya menandakan kebugaran fisik dan konfrontasi yang rendah. Dapat dipastikan bahwa Kazuki yang berusia 18 tahun memiliki tubuh yang lebih kuat daripada pemain Manchester City yang rata-rata berusia 15-16 tahun.

Karena itu intruksi yang Kazuki terima dari Traves pada kali ini adalah untuk menjadi striker tradisional. Kazuki tidak perlu takut dengan konfrontasi melawan bek-bek lembut dari Manchester City itu.

Kazuki merasa percaya diri dengan kemampuannya dalam menghadapi kedua bek tengah Manchester City.

Pada menit ke 7, Kazuki menerima umpan udara dari Ethan. Ia kemudian menekan bek tengah lawan dan menerobos secara paksa. Kazuki kemudian menyambut umpan dari Ethan dengan tendangan voli yang keras.

Skor segera berubah menjadi 0-1 dengan keunggulan Manchester United.

Ethan dan Kazuki melakukan selebrasi aneh yang telah mereka sepakati jika mereka memberi asist atau goal satu sama lain. Goal tersebut membakar semangat pemain Manchester City. Mereka kemudian menguasai bola dan mengambil inisiatif untuk menyerang Manchester United u-18. Sayang sekali walaupun Manchester City menguasai bola mereka selalu gagal menembus pertahanan kokoh Manchester United. Manchester United yang diserang terus menerus tidak tinggal diam. Mereka melancarkan serangan balik yang berbuah goal bagi Ethan tepat sebelum babak pertama berakhir.

Selama jeda, Traves memuji Ethan yang tampil paling mencolok pada babak pertama. Tentu saja ia juga memuji Kazuki yang mencetak goal. Namun berbeda dengan Ethan dan Kazuki yang dipuji Traves, Bennet dan beberapa gelandang Manchester United U-18 di kritik karena tidak mampu merebut kendali permainan dari Manchester City.

Kazuki dan Ethan menghibur Bennet yang terlihat cemberut setelah dikritik oleh pelatih.

Babak kedua dimulai, Manchester City melakukan pergantian pemain dengan memasukan Jordan Sanches. Mirip dengan Bennet, Jordan adalah bintang harapan bagi Akademi Manchester City. Masuknya Jordan memiliki efek yang jelas bagi The Cityzen.

Pada menit ke 56, Jordan menerobos pertahanan Manchester United. Di dalam kotak penalti ia memberikan umpan cungkil pada rekan setimnya. Umpan tersebut diselesaikan dengan baik oleh rekan Jordan. Manchester City berhasil mencetak goal pertama.

Manchester United ingin melancarkan serangan balik tetapi bola terus berasa dibawah kendali pemain Manchester City. Pada menit ke 70 Manchester City mendapatkan hadiah tendangan bebas dengan jarak sekitar 20 meter dari gawang. Jordan kemudian mengeksekusi tendangan bebas itu dengan cantik. Ia menembus gawang Manchester United.

Pada menit-menit akhir Manchester United melakukan beberapa serangan balik yang mengancam, sayang sekali skor imbang 2-2 dipertahankan hingga pertandingan usai.

Saat pertandingan usai Kazuki mengajak Jordan bersalaman. Jordan tidak menolak karena melihat performa Kazuki yang juga pantas mendapatkan pujian di pertandingan ini. Namun setelah bersalaman dengan Kazuki, Jordan menyempatkan diri untuk mengejek Bennet dengan mengatakan bahwa ia tidak berkontribusi sama sekali pada Manchester United di pertandingan kali ini.

Bennet dan Jordan adalah pemain yang berasal dari kota Manchester sendiri. Mereka berteman dan sudah biasa untuk saling mengejek satu sama lain. Karena itu, walaupun Bennet kesal, ia tidak membalas ejekan Jordan sama sekali.

Hal yang tidak diketahui Kazuki adalah adanya seseorang yang mengamati pertandingan antara Manchester City u-18 Vs Manchester United u-18. Dia adalah pengintai dari Southampton. Tugasnya adalah untuk mengawasi Kazuki. Dia sudah mengawasi Kazuki selama beberapa hari. Tetapi ini adalah pertandingan pertama Kazuki dibawah pengawasannya.

Mustahil baginya untuk membuat kesimpulan hanya dari satu pertandingan. Tetapi ia masih bisa menjabarkan gaya bermain dan kemampuan yang Kazuki tampilkan dalam pertandingan ini.

Pertama sebagai Striker, kemampuan menembak dan menerima bolanya cukup baik. Positioning dan pergerakan tanpa bola Kazuki juga sangat bagus. Passing yang dilakukan Kazuki mungkin tidak hebat tetapi dengan visi yang bagus ia bisa memberikan umpan tak terduga yang mampu memberikan ancaman bagi pertahanan lawan. Dilihat dari posturnya Kazuki cukup tinggi sehingga secara alami ia memiliki potensi untuk duel udara.

Pada akhir catatan John memberikan kesimpulannya.

[Ia adalah seorang striker dengan potensi yang cukup bagus. Untuk tim yang memiliki strategi striker tinggal, dia mungkin tidak terlalu menarik, tetapi dalam tim yang memiliki strategi dua striker, dia memiliki potensi yang besar.]

Butuh pengamatan lebih lanjut mendapatkan data yang lebih akurat. John menutup buku catatannya perlahan.