Pada awalnya, rivalitas kedua tim bukan soal sepak bola melainkan bisnis antarkota.
Pada abad ke-19, hubungan kedua kota itu awalnya sangat harmonis, karena Liverpool terkenal sebagai kota pelabuhan besar di Inggris, dan Manchester merupakan kota pertama yang perekonomiannya cukup maju semenjak revolusi Inggris.
Namun, hubungan manis itu harus retak pada akhir 1878. Depresi dunia ketika itu, membuat Manchester "menyalahkan" Liverpool karena dianggap telah memberlakukan tarif tinggi bagi jalur distribusi produk-produk mereka.
Kecewa, Manchester lantas membangun pelabuhan sendiri untuk mendistribusikan hasil industri kotanya ke seluruh dunia pada 1894.
Langkah itu, secara tidak langsung akhirnya membuat pendapatan kota dan penduduk di Liverpool turun dengan drastis.
Kembali pada pertandingan, Manchester United tampil ganas sejak awal babak pertama. Tampil di hadapan fans sendiri tentu mereka ingin mencetak goal secepatnya. Tetapi pertahanan Liverpool dibawah komando Sergio Van Dyke, mampu menahan serangan ganas Manchester. Ia melakukan clearence dan tackle yang bersih untuk menjaga gawang Liverpool tetap aman.
Tentu saja Liverpool juga tidak tinggal diam, pada menit ke 15 mereka meluncurkan serangan balik. Van Dyke memberikan umpan jauh ke depan. Umpan tersebut diterima gelandang Liverpool Steven Roger sang kapten Liverpool. Manchester United tak tinggal diam, gelandang bertahan mereka, Frans meluncurkan tackel pada Steven yang baru saja menerima bola. Tetapi Steven mendorong bolanya ke kiri menghindari tackel dari Frans. Ia kemudian memberikan umpan datar ke arah sayap.
Pemain sayap Liverpool Ahmed, segera menusuk ke arah kotak penalti Manchester United. Ia kemudian melewati centre back Manchester United, Rio Fernand dengan gerakan palsu. Namun, center-back lainnya yaitu Fadick menutup ruang tembak Ahmed.
Ahmed memberikan sebuah back pass yang tak terduga. Sisinho, Striker asal brazil langsung menendang bola tersebut dalam sentuhan pertama. Jaring manchester United bergetar.
1-0 untuk Liverpool.
Para penggemar setan merah langsung memberikan seruan mengejek pada Liverpool yang merayakan goal mereka.
Pertandingan berlanjut, Manchester United kembali menyerang dengan ganas gawang Liverpool. Aksi penjaga gawang Liverpool, Jim Becker, dengan luar biasa berkali-kali menahan tembakan pemain Manchester United. Namun, pada akhir babak pertama Manchester United mendapatkan penalti setelah Ron dijatuhkan di dalam kotak penalti oleh Sergio Van Dyke. Penalti ini kontroversial karena Van Dyke berargumen ia tidak menyentuh Ron sama sekali. Tetapi wasit tetap memberikan penalti pada Manchester United.
Ron kemudian mengeksekusi penalti dengan tenang. Manchester United berhasil menyamakan keadaan sesaat sebelum peluit babak pertama berakhir.
***
Pada awal babak kedua, Frans melakukan blunder yang sangat fatal setelah umpannya pada Rio Fernand direbut oleh Sisinho. Sisinho yang mendapatkan bola langsung memberikan umpan terobosan pada Ahmed yang lolos dari jebakan offside. Ahmed yang berhadapan dengan penjaga gawang dengan melesahkan bola ke sudut gawang Manchester United. Pemain Liverpool itu mencatatkan namanya di papan skor.
Sir Alex Henderson terlihat sangat marah dengan blunder yang dilakukan Frans, ia langsung mengganti Frans dengan pemain muda bernama Fred.
Pada menit ke 69, Liverpool mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti. Kapten mereka Steven Roger akan mengambil tendangan bebas tersebut. Roger memberikan umpan lambung menuju kotak penalti Manchester United, ditengah kekacauan Van Dyke berhasil menjebloskan bola pada gawang Manchester United. Setelah goal tersebut Liverpool mengecilkan pertahanan mereka dan ke numpuk pemain pada kotak penalti sehingga hanya menyisakan Ahmed di depan. Mereka juga mengganti Sisinho dan memasukan bek lagi untuk memperkuat pertahanan.
Walaupun skor Manchester United telah tertinggal 2 goal tetapi Kazuki melihat antusiasme para fans tetap membara. Mereka sepertinya sangat yakin Manchester United dapat membalikkan keadaan. Sebenarnya hal itu sangat wajar karena The Red Devils memang sering mencetak goal di akhir-akhir pertandingan.
Benar saja, pada menit ke 83-Van Dyke menerima kartu kuning keduanya, Bek Liverpool tersebut harus meninggalkan lapangan sebelum waktunya. Liverpool yang bermain dengan 10 orang semakin digempur oleh Manchester United.
Pada menit ke 87, Ron menerima umpan dari Ruggard, seorang pemain muda yang berasal dari akademi Manchester United. Ron memberikan tendangan keras yang berhasil menjebol gawang Liverpool.
Official memberikan 4 menit waktu tambahan, waktu tersebut cukup bagi Manchester United untuk menyamakan kedudukan. Semua pemain Manchester United termasuk bek naik begitu jauh ke wilayah pertahanan Liverpool, bahkan penjaga gawang mereka berada di setengah lapangan sepak bola membantu timnya.
Manchester United yang terlalu asik menyerang akhirnya menerima akibatnya. Pada menit ke 93 Liverpool melancarkan serangan balik, Ahmed yang berhasil melewati jebakan offside segera membawa bola tersebut dengan cepat. Penjaga gawang Manchester United terbirit-birit menuju ke pada gawangnya sendiri, tetapi Ahmed menembakan tendangan jarak jauh yang dengan cepat menyusul penjaga gawang Manchester United dan akhirnya menggetarkan jala dari tim Setan Merah.
Pada momen itu para fans yang menonton pertandingan terdiam.
Peluit akhir pertandingan terdengar. Skor akhir 4-2 untuk kemenangan Liverpool. The Reds berhasil mengalahkan Manchester United bahkan dengan penalti kontroversial dan 10 pemain pada menit akhir-akhir pertandingan.
***
Dalam [Pelatihan Mimpi] Kazuki bertanya pada GM, "Apakah menurutmu aku harus berpindah posisi?"
Dalam sepakbola ada beberapa posisi yang identik sehingga tidak memerlukan adaptasi terlalu banyak ketika bermain di posisi tersebut. Di antaranya adalah Full back dan Winger, Gelandang bertahan dan bek tengah, Winger kiri dan Winger kanan. Namun posisi striker unik, itu karena posisi striker sangat berbeda dengan posisi lainnya. Tentu saja ada beberapa striker yang mampu bermain di posisi lain seperti posisi sayap tetapi permainan striker tersebut tidak akan bermain maksimal sebagai Winger.
Begitu juga sebaliknya, jika posisi striker ditempati oleh orang yang salah, maka sulit bagi orang tersebut bermain maksimal, kecuali dia bermain dengan strategi false nine yang tidak membutuhkan striker murni.
"Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya GM.
Kazuki menundukkan wajahnya dan berkata, "Entah kenapa pada saat ini mereka yang mencetak goal paling banyak adalah Winger."
Taktik dan Formasi dalam sepakbola berkembang seiring dengan Zaman. Pemain Sayap tradisional hanya bertugas sebagai membawa bola ke pinggir lalu memberikan umpan crossing pada striker. Namun, setelah pemain-pemain sayap modern lahir, peran pemain sayap berubah dari seorang penyuplai striker menjadi pencetak goal terpenting di tim.
"Kenapa kau memilih posisi sebagai seorang striker? Apakah hanya karena kau ingin mencetak goal?"
Sebenarnya bukan hanya itu alasannya, Striker selalu menjadi posisi yang kurang dimaksimalkan dengan baik dalam timnas Jepang. Ada banyak pemain Jepang yang hebat entah itu diposisi gelandang ataupun sayap tetapi untuk seorang striker murni, sulit untuk menemukan seseorang yang benar-benar pandai dalam posisi tersebut.
Kazuki malu untuk mengatakannya pada GM. Bagaimanapun, memikirkan tentang timnas Jepang terlalu jauh untuk sekarang.
"Tak peduli apa alasanmu, saranku adalah untuk tidak mengubah posisimu. Kau tidak memiliki keunggulan dari yang lain di posisi sayap. Kecepatanmu tidak cukup cepat untuk menyingkirkan bek lawan. Teknik dan skill tidak cukup canggih untuk menipu lawan. Lagipula kau memiliki kaki yang seimbang dan yang paling penting untuk orang asia postur tubuhmu yang tinggi memiliki potensi yang besar. Jangan membuang keuntunganmu saat ini."
GM memberikan sarannya dengan panjang lebar. Ia kemudian melanjutkan perkataannya, "Jika kau ingin belajar posisi lain tunggu sampai kau menguasai peranmu sebagai striker. Pada saat itu tiba belum terlambat untuk belajar posisi lain."
Mampu bermain di posisi lain tentu saja sebuah keunggulan. Seseorang yang mampu bermain di banyak posisi akan sangat membantu pelatih dalam berbagai situasi. Tetapi harus diingat, menguasai satu bidang lebih baik daripada mengenal banyak bidang namun tidak menguasai satupun.
Atas saran GM, Kazuki mengubur keinginannya untuk mencoba bermain di posisi lain.
Setelah itu ia melanjutkan pelatihannya seperti biasa. Selama kurang lebih satu minggu semenjak Kazuki memiliki [Pelatihan Mimpi] ia telah mencoba berbagai situasi dan kondisi yang akan dihadapinya sebagai striker. Kemajuan yang dialami Kazuki juga tidak buruk. Dalam hal akurasi tendangan sentuhan pertama, Kazuki mengalami peningkatan yang sangat bagus. Sekarang ia memiliki aspek ketajaman dalam setiap serangannya.
Kemudian, kemampuannya untuk menerima bola juga mengalami perkembangan. Walaupun tidak bisa disebut sangat ahli, kemampuan menerima bola Kazuki setidaknya setara dengan keahlian rekan-rekan sebayanya. Selama tidak dalam penjagaan yang ketat kemampuan menembak dan menerima bola Kazuki telah mencapai standar yang bagus.
Di dunia nyata, Pelatihan Kazuki di Manchester United u-18 juga berjalan lancar. Pelatihan yang ia lakukan di [Pelatihan Mimpi] juga dapat dirasakan efeknya. Pelatih Traves dan rekan-rekan Kazuki di Manchester United u-18 juga merasakan perkembangan Kazuki. Bennet dan Ethan kini menjadi teman dekat Kazuki. Terutama Ethan, ternyata dia sangat menyukai budaya Jepang terutama Anime dan Manga. Ethan sering mengajak Kazuki berdiskusi mengenai hal itu.
Kazuki tentu saja senang ketika semuanya berjalan lancar.
Namun, semuanya tidak selancar yang Kazuki pikirkan. Perkembangan Kazuki ternyata membuat Perreira sebagai striker utama Manchester United U-18 merasakan rasa iri dan merasa terancam posisinya.
Pada pelatihan kemarin, dalam mini games, Perreira memberikan tackle keras pada Kazuki sehingga pergelangan kaki Kazuki keseleo. Ethan yang telah dekat dengan Kazuki hampir bertengkar dengan Perreira. Namun, beberapa pemain Manchester United U-18 yang juga dari Brazil membela Perreira dengan mengatakan itu semua tidak disengaja.
Pelatih Traves Lennon sendiri tidak mempermasalahkan persaingan di timnya selama persaingan tersebut masih dalam batas wajar. Selama Perreira tidak melukai Kazuki dengan parah. Traves tidak akan terlalu ikut campur.
Akibatnya, Kazuki harus absen selama satu hari dari pelatihan harian. Kejadian ini membuat Kazuki semakin meningkatkan kesadarannya mengenai cedera. Karena jika ia mengalami Cedera parah, bahkan [Dream Training] tidak akan berguna dan impiannya menjadi pemain sepak bola top tidak akan terwujud.