Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 6 - Southampton u-18

Chapter 6 - Southampton u-18

Cedera olahraga merupakan salah satu risiko tak terhindarkan yang mesti dihadapi sejumlah atlet.

Tanpa penanganan medis tepat, cedera bisa berujung fatal, atau meninggalkan cacat permanen yang tak jarang memutus karier para atlet di dunia olahraga profesional.

Bagi pemain sepak bola cedera adalah momok yang menakutkan. Hal yang paling parah adalah cedera dapat merusak karir sepakbola seseorang dan mungkin memaksa orang tersebut untuk pensiun dini. Beruntung jika seseorang yang telah mengalami cedera parah dapat kembali ke lapangan hijau. Namun, cedera tersebut akan tetap berdampak pada permainan pesepakbola itu ke depannya.

Ada banyak contoh pemain yang karirnya hancur karena cedera. Tak perlu Kazuki sebutkan satu persatu untuk mengetahui betapa pentingnya menanggulangi resiko cedera.

Sebagai seorang striker, Kazuki pasti akan melakukan kontak fisik dengan pemain bertahan lawan. Dalam kontak fisik tersebut, tentunya akan ada momen dimana Kazuki akan menerima tackle tajam dari bek lawan. Karena itu, Kazuki merasa harus melakukan sesuatu agar resiko cederanya berkurang.

Ia meminta saran pada GM mengenai masalah ini.

Dalam [Pelatihan Mimpi] berikutnya GM memberikan solusi mengenai masalah cedera.

"Hal yang paling efektif tentu saja terus menerus memperkuat tubuhmu. Hanya dengan tubuh yang kuat kau bisa mengurangi cedera. Disisi lain, kau juga bisa berlatih mengenai cara-cara mengurangi resiko cedera. Aku telah mengumpulkan database dari seluruh dunia mengenai hal-hal penting yang harus dilakukan untuk mengurangi cedera."

Ada banyak gerakan kecil yang bisa mengurangi cedera. Contohnya adalah cara jatuh yang tepat. Saat pemain bola bertabrakan di udara atau terkena tackle lawan, tubuhnya akan kehilangan keseimbangan dan terjatuh, untuk mengurangi cedera cara jatuh yang tepat akan dapat mengurangi resiko cedera. Contoh lain adalah gerakan melompat dan berguling. Saat pemain menerima tackel dari depan ia bisa melakukan gerakan melompat ke depan dan berguling untuk menghindari tackel tersebut, teknik melompat ini juga semakin berkembang sehingga menjadi teknik diving untuk menipu wasit. Terakhir adalah meningkatkan skill kaki pemain, dengan skill dan teknik yang bagus pesepakbola bisa menipu lawan sehingga melakukan tindakan pertahanan ke arah yang salah.

Setelah menerima saran dari GM, Kazuki segera menambahkan porsi pelatihan anti cedera yang ia rancang dengan bantuan AI yang telah mengumpulkan data-data tindakan pencegahan cedera dari seluruh dunia.

Di sisi lain, cedera kaki Kazuki juga telah sembuh bagaimanapun itu hanya cedera ringan. Keesokan harinya dalam Kazuki kembali mengikuti pelatihan harian Manchester United u-18. Dalam permainan pelatihan tim 60-menit, Kazuki mencetak dua gol yang menunjukkan kondisinya telah benar-benar sembuh. Disisi lain Perreira kembali gagal mencetak goal dalam mini games tersebut.

Di akhir pelatihan Ethan melingkarkan tangannya di bahu Kazuki dan berkata, "Kau bermain bagus hari ini. Aku yakin dalam pertandingan selanjutnya kau akan memulai sebagai starting line up menggantikan Perreira."

Kazuki membalas Ethan dengan santai, "Semua keputusan ada di tangan pelatih, bukan tidak mungkin ia akan memberikan kesempatan lagi pada Perreira. Namun, selama aku mendapatkan kesempatan aku pasti tidak akan mengecewakannya."

Setelah hampir dua minggu Kazuki memiliki [Pelatihan Mimpi] ia mendapatkan kepercayadirian yang cukup tinggi. Di level u-18 Kazuki merasa kemampuannya saat ini cukup bagus. Walaupun Kazuki lebih lemah dalam hal teknik dan skill daripada Perreira tetapi kemampuan off the ball, First touch shoot, dan penerimaan bola Kazuki jelas telah lebih baik daripada Perreira. Di tambah lagi kerjasama Kazuki dengan Bennet dan Ethan jelas membuatnya semakin percaya diri.

Segera setelah pertandingan pelatihan itu, Traves mengumumkan daftar besar pemain yang akan dia bawa pada pertandingan tandang melawan Southampton U-18. Ia mulai mengumumkan satu persatu pemain yang akan ia bawa menuju Southampton. Setelah itu Traves membacakan starting line up yang diambil dari daftar besar pemain.

Tidak ada perubahan dari starting line up sebelumnya kecuali pada posisi striker. Kali ini Kazuki yang memulai dari awal sementara Perreira ditaruh dibangku cadangan.

Perreira tentu saja menunjukan wajah tidak puas dengan pengumuman tersebut, tetapi dia tidak berani menentang keputusan pelatih Traves Lennon. Ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena gagal mencetak goal dalam pelatihan pertandingan tadi.

Keesokan harinya lebih dari 20 orang termasuk Pemain, pelatih, dokter tim dari tim yunior Manchester United U-18 pergi ke Southamton.

Selain Manchester United, Academy Southampton juga telah terkenal di inggris. Apalagi dengan alumni Akademi Southampton yang saat ini telah menjadi bintang besar Gareth Neill. Di papan klasemen Southamton u-18 berada di posisi ke 7,hanya berjarak 9 poin dari Manchester United yang menempati posisi 3.

Saat Kazuki menginjakan kaki di staplewood campus tempat pertandingan berlangsung. Ia terkejut menemukan sekelompok penggemar Southamton yang menonton pertandingan dari pinggir lapangan. Untuk pertandingan yunior seperti ini tingkat kehadiran penonton selalu rendah. Namun melihat pendukung Southamton yang menyanyikan lagu anthem dengan semangat mau tidak mau membuat Kazuki iri tim Southamton u-18.

Sejak awal pertandingan setiap kali pemain Manchester United mendapatkan bola fans Southampton di tribun langsung mengeluarkan cemoohan. Selama ada kesalahan yang dilakukan mereka akan menertawakannya dengan keras. Jika ada pemain yang tendangannya melenceng dari gawang mereka akan bertepuk tangan dan mencemooh pemain tersebut.

Seseorang yang paling terkena dampak dari fans Southamton adalah pemain sayap Manchester United, Teddy Marcello. Berbeda dengan Ethan yang jago menembak, Teddy memiliki kelemahan dalam aspek tersebut. Sementara Bennet bisa membantu serangan di sisi Teddy tetapi tugas utama Bennet selalu di tengah mengatur ritme serangan Manchester United u-18.

Kazuki juga terpengaruh tetapi dia telah berlatih dalam [Pelatihan Mimpi] mengenai efek pertandingan tandang. Ia mengatur dimana 80.000 orang dalam stadion besar mencemoohnya setiap ia mendapatkan bola. Tentu saja pelatihan tersebut dilakukan dengan saran dari GM. Alhasil perkembangan mental Kazuki juga mengalami peningkatan.

Walaupun begitu dengan rekan-rekan Kazuki termasuk Bennet yang ikut terpengaruh, sulit bagi Kazuki sendirian untuk mencetak goal. Ia membutuhkan kerja sama teman-temannya untuk menciptakan peluang.

Kondisi mental pemain muda Manchester United u-18 yang kurang stabil dimanfaatkan Southamton u-18 dengan baik mereka mencetak 2 goal di babak pertama.

Pada masa istirahat, Traves segera memberi ceramah pada anak-anak asuhnya. Ia berkata bahwa pemain yang tidak bisa menahan tekanan pertandingan tandang tidak akan bisa menjadi pemain yang hebat. Kata-katanya terutama ditujukan pada Bennet dan Ethan yang merupakan pemain bintang dalam squad Manchester United u-18. Di sisi lain ia juga menggantikan Teddy dengan pemain sayap asal afrika Selatan, Ezeqhiel Nduasell.

Babak kedua kemudian dimulai. Kali ini Ethan dan Bennet yang telah menyesuaikan diri ditambah dengan Ezeqhiel yang tak terpengaruh oleh fans Southampton langsung membuat permainan tim Setan merah bangkit.

Pada menit ke 49, Ezeqhiel menerima umpan indah dari Bennet. Ia melepaskan tembakan keras, tetapi sayang tembakan tersebut berhasil ditepis oleh penjaga gawang Southampton. Ethan mendapatkan bola rebound itu, ia kemudian menipu penjaga gawang dengan tembakan palsu dan mengoper nya pada Kazuki. Kazuki segera berlari menuju bola lalu menendangnya dengan keras sehingga bola tersebut menggetarkan jala Southampton U-18.

Setelah kebobolan satu goal, Southampton segera melakukan taktik parkir bus, mereka bertahan seperti cangkang kura-kura. Hal ini membuat Manchester United kesulitan membobol gawang Southampton. Kazuki juga untuk pertama kalinya merasakan sensasi berjuang sendirian di kotak penalti lawan. Walaupun ia telah berkali-kali berlatih di [Dream Training] tetapi sensasi yang ia rasakan sangat berbeda.

Kedua bek tengah Southamton mengapit Kazuki sehingga Kazuki tidak memiliki banyak ruang untuk menyesuaikan posisinya dan menembak.

Tentu saja pelatihan Kazuki di [Pelatihan Mimpi] tidak sia-sia. Pada menit ke 70, menerima umpan lambung dari Bennet. Tetapi bek tengah Southampton memegang tubuhnya sehingga Kazuki tidak bisa membalikkan badannya menghadap gawang.

Jika ia tidak bisa menghadap gawang maka jadilah itu. Kazuki tidak perlu menghadap gawang untuk mencetak goal. Dengan unsur keberuntungan Kazuki melesahkan tendangan salto indah yang akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Kazuki sangat gembira dengan goal ini. Goal ini berbeda dengan sebelumnya. Ini adalah goal yang Kazuki dapatkan sebagai peran striker murni daripada false nine. Rekan-rekan Kazuki juga berkumpul dan memberikan selamat atas goal indah yang Kazuki ciptakan.

"Goal yang sangat keren, kau harus mengajariku kawan," ucap Ethan sembari mengacak-acak rambut Kazuki.

"Jangan terlalu bersemangat skor kita masih seimbang," ucap Bennet yang mengingatkan keduanya.

Tentu saja Manchester United U-18 tidak ingin pulang dengan 1 poin. Hanya tiga poin yang memuaskan mereka.

Pertandingan berlanjut, kali ini Southamton mengambil inisiatif menyerang. Tetapi Manchester United bermain lebih baik di babak kedua ini daripada babak pertama. Mereka berhasil menjaga gawang setan merah dari kebobolan untuk ketiga kalinya.

Akhirnya pada menit ke 84, Kazuki, Bennet dan Ethan melakukan umpan segitiga untuk membongkar pertahanan Southamton. Kazuki mengakhiri kerjasama tersebut dengan sebuah goal indah yang tidak mampu dihalau penjaga gawang Southamton U-18.

Ini adalah hatrick pertama Kazuki dalam karir juniornya di Manchester United. Tentu saja ia sangat senang. Ia secara khusus meminta bola yang dimainkan di pertandingan ini untuk koleksi, sayang sekali permintaan tersebut ditolak.

Di sisi lain, asisten pelatih berbisik pada Traves, "Pelatih apakah kita akan merekomendasikan Kazuki ke u-23? Performanya terus mengalami kemajuan."

Kazuki adalah salah satu yang tertua di Manchester United U-18, Ethan dan Bennet baru berusia 16 dan 17 tahun. Tak perlu terburu-buru naik ke U-23 tetapi Kazuki berbeda, ia sudah berusia 18 tahun jika ia gagal memasuki U-23 maka kontraknya dengan Akademi Manchester United akan berakhir.

"Ini baru dua pertandingan, jika pertandingan ketiga dan keempat ia bisa tampil bagus, maka belum terlambat untuk merekomendasikannya ke U-23," jawab Traves.

Pelatih Southampton u-18 Carl Martin menggelengkan kepalanya kecewa dan bersalaman dengan Traves seraya berkata, "Manchester United selalu penuh dengan bakat. Aku sangat iri denganmu yang bisa melatih anak-anak seperti itu setiap hari."

Traves membalas dengan santai, "Southampton juga penuh dengan bakat. Kau memiliki penjaga gawang yang bagus."

Setelah selesai bersalaman Traves mempersiapkan diri untuk kembali ke kamp pelatihan. Sementara itu Carl Martin berbisik pada Asistennya.

"Bilang pada John untuk mengawasi pemain muda Jepang itu."

Asistennya bertanya pada Carl, "Apakah dia layak?"

"Untuk klub kecil seperti kita, dia layak. Dengan sedikit pelatihan aku yakin dia akan menjadi aset berharga."

Carl Martin bukan hanya pelatih U-18, ia juga punya pengaruh di tim Southampton U-23 dan tim utama Southampton. Kazuki tidak sadar bahwa dirinya mulai diperhatikan oleh beberapa klub kecil.