George Eastgate menatap papan skor di sudut tribun dengan sedih. Tim utama Southampton kalah dari Swansea City 1-0 di kandang sendiri. Southampton memiliki banyak peluang tetapi Osmund gagal memaksimalkan peluang tersebut. Sementara itu Swansea mencetak goal dari satu serangan balik di akhir pertandingan.
George memiliki prinsip bahwa pertahanan adalah nomor satu dalam strateginya, tetapi melihat betapa menyedihkannnya serangan garis depan Southampton membuatnya sadar derita sebagai pelatih tim kecil.
Di sepak bola modern ini, sangat sulit bagi sebuah tim seperti Southampton mempertahankan atau mendapatkan striker yang bagus. Paling-paling dia bisa membeli striker yang bermain bagus di liga championship. Tetapi masalahnya Southampton sedang dalam masalah finansial.
Oleh karena itu George mengalihkan perhatiannya pada pemain-pemain yang belum melakukan debut profesional.
Mengesampingkan pemikirannya, George berjalan ke ruang pers. Walaupun kekalahan ini terwujud karena ketidakmampuan garis depan mencetak goal, tetapi George tau bahwa dia yang akan disalahkan oleh media.
***
"Tuan George, bagaimana anda menjelaskan kepada para fans mengenai kekalahan ini? Karena kekalahan ini Southampton berada di zona degradasi."
Southampton Daily langsung mengajukan pertanyaan tajam ke pada George.
"Musim ini masih panjang, aku yakin kita bisa lolos dari zona degradasi. Pemain kami memiliki kualitas untuk bertahan di liga premier," George sudah terbiasa dengan pertanyaan tajam media. Dia bisa mengelak dengan mudah.
"Aku tidak yakin perkataanmu relevan dengan situasi kali ini Tuan George, kau telah membiarkan striker andalan Southampton Belliand pergi. Aku bisa memberitahumu bahwa untuk bertahan di liga premier Southampton butuh kemenangan bukan hasil imbang atau kekalahan," reporter dari The Sun langsung membantah perkataan George dan melancarkan serangan lain pada pelatih Southampton itu.
"Kami memang kehilangan Belliand yang sangat disayangkan bagi Southampton, namun, aku yakin Southampton dapat mengatasi krisis kali ini. Tim cadangan serta akademi Southampton memiliki pemain yang bagus. Aku akan memanggil beberapa dari mereka untuk membantu tim utama, semoga dengan kehadiran mereka Southampton bisa mengatasi krisis kali ini."
George sedikit kesal, kehilangan Belliand bukan sepenuhnya salah George. Ini adalah permintaan para petinggi klub untuk menerima tawaran Everton. Dia tidak bisa menolak permintaan itu.
Apa yang tidak diketahui George adalah perkataannya akan menjadi sumber berita baru The Sun.
***
Keesokan harinya Kazuki menerima majalah The Sun dari agennya Furochi. Awalnya ia tidak tahu apa maksud Furochi mengirimkan majalah ini tetapi setelah melihat salah satu berita yang disampaikan The Sun, Kazuki mengerti kenapa Furochi mengirimkan majalah ini padanya.
Pada salah satu artikel terpampang kata-kata "Perhatian! Remaja jenius ini akan menggantikan Belliand?!"
Dari artikel ini The Sun mengutip perkataan pelatih George yang akan membawa beberapa pemain cadangan ke tim utama. The Sun menjelaskan transfer Kazuki ke tim cadangan adalah karena persetujuan asisten tim utama yaitu James Ward. Kejadian transfer ini beberapa hari sebelum Belliand keluar dari Southampton. The Sun mengasumsikan bahwa Southampton sudah berencana menjual Belliand dan menggantikannya dengan Kazuki.
"Ini konyol, aku bahkan belum menjadi anggota tim utama, bagaimana mungkin aku bisa menggantikan Belliand?" ucap Kazuki dengan kesal.
Dengan adanya berita ini orang-orang akan lebih memperhatikan Kazuki, jika dia gagal atau melakukan kesalahan, The Sun pasti akan memberitakannya dengan judul provokatif lainnya.
Pemain muda lainnya mungkin akan mengalami kekhawatiran dengan adanya berita seperti ini. Tetapi Kazuki berbeda.
Pemain asal Jepang itu melemparkan majalah The Sun seraya berkata, "Aku menerima tantangannya The Sun. Kurasa aku memang harus mengincar sesuatu yang lebih besar daripada menjadi pemain pengganti saja."
Dengan adanya [Pelatihan Mimpi] Kazuki tidak merasa takut menghadapi tantangan seperti itu. Apalagi GM telah mengatakan bahwa kemampuan Kazuki sekarang, dia bisa beradaptasi dengan permainan liga Premier dengan baik. Tentu saja urusan mencetak goal itu tergantung pada keberuntungan Kazuki.
Keesokan harinya di tempat pelatihan, rekan-rekan Kazuki menanyakan kondisinya. Mereka berpikir pemberitaan The Sun akan membuat Kazuki tertekan dan gelisah. Kazuki membalas mereka dengan senyum dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Hari ini adalah pertandingan ke tiga Southampton u-23 setelah Kazuki bergabung dengan tim. Pertandingan ini Southampton akan menghadapi Swansea City u-23 di stadion testwood milik A. F. C. Totton.
Kazuki dan yang lainnya melihat bahwa pertandingan kali ini dihadiri banyak penggemar Southampton. Hampir 2000 penonton mengisi kursi yang tersedia di stadion testwood. Hal itu membuat para pemain Southampton u-23 yang sedang melakukan pemanasan agak gugup.
"Apa kau pikir kita bisa bermain dengan baik?" tanya Rustan pada Kazuki.
"Tentu saja, minggu lalu tim utama Southampton dikalahkan oleh Swansea City, bukankah saatnya kita membalas?" balas Kazuki tanpa ragu.
"Suatu hari nanti kita akan bermain dibawah sorakan puluhan ribu orang, jika kau tidak bisa menahan tekanan seperti ini maka kau tidak pantas bermain sepakbola," kata Kazuki yang mengulangi perkataan Traves yang dikatakannya saat Kazuki masih berada di Manchester United u-18.
Rustan yang mendengarnya tersenyum dan berkata, "Kau benar, terima kasih."
Di ruang ganti pelatih Elen memberikan pidatonya. "Kalian mungkin sudah tahu, beberapa hari ini perhatian orang-orang tertuju pada kami. Kalian pasti akan merasa gugup dan gelisah dan lain-lain. Tetapi ingat, selama kalian bermain bagus orang-orang itu akan bersorak. Sorakan ribuan orang adalah sesuatu yang berbeda dari yang kalian biasanya rasakan. Aku pernah merasakannya sebagai seorang pemain dan aku ingin kalian merasakan itu juga. Bermainlah dengan baik dan kalahkan Swansea!"
"Kalahkan Swansea!!"
Para pemain Southampton u-23 keluar dari ruang ganti dengan semangat. Hari ini mereka memiliki tujuan yang sama. Untuk tampil bagus di hadapan para penggemar.
Southampton memulai kick-off babak pertama. Kali ini mereka akan bermain agresif. Dari awal babak pertama formasi Southampton adalah 4-3-3. Posisi sayap di isi oleh Rustan dan Ryan Jr.
Southampton u-23 memulai serangan pertama mereka dengan bek kanan mereka yang melakukan overlap. Umpan satu dua antara bek kanan Southampton dengan Rustan mampu mengatasi pertahanan Swansea City. Bek kanan itu memberikan umpan terobosan pada Rustan. Dengan kecepatan penuh Rustan berlomba dengan bek kanan Swansea untuk mendapatkan bola.
Bek kanan Swansea ternyata memiliki kecepatan yang bagus. Ia bisa menyamai kecepatan Rustan. Rustan tahu ia tidak bisa memaksakan diri menerobos kali ini, jadi dia tidak menendang bola itu ke depan tetapi mendorong bola itu ke belakang. Di belakang bek kanan Southampton menerima umpan Rustan, dia kemudian menerobos ke kotak penalti Swansea City. Namun, saat ia ingin mengoper bola ia melihat bahwa Kazuki di jaga oleh dua orang bek. Pada saat itu Kazuki mengangkat tangannya meyakinkan bek kanan tersebut untuk mengoper padanya.
Akhirnya bek kanan itu memberikan umpan pada Kazuki. Pemain Jepang itu berjuang untuk merebut bola di antara para pemain Swansea City. Dengan satu sentuhan Kazuki membelokan bola tersebut menggunakan kaki bagian dalamnya. Penjaga gawang Swansea tidak mampu menangkap bola itu karena Kazuki mengincar titik buta penjaga gawang.