Keesokan paginya aku terbangun dengan mata yang bengkak dan pipi yang masih di depenuhi dengan bekas air mata. Mas Raihan? entahlah aku tidak tau ke mana dia. Karena sejak semalam. Pria itu sama sekali tidak kembali ke kamar. mungkin saja mas Raihan kembali ke rumah calon istrinya.
Dengan pelan kulangkahkan kaki ku beranjak dari atas kasur, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. setalah selesai dengan acara bersih-bersihku. Aku pun ke luar dari kamar mandi. Dan berjalan menuju lemari, mengambil semua pakaianku dan memasukkannya ke dalam koper.
Rencananya hari ini, aku akan meninggalkan rumah ini, aku tidak mau terluka lagi. Lambat laun pasti mas Raihan akan membawa calon istri yang akan di nikahinya ke sini dan aku tidak mau tinggal dengan maduku. Apalagi maduku adalah sahabat yang sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri.