"Mas Raihan!" ucapku keget, dan menutup mulutku agar suara keterkejutanku tidak mengagetkan orang yang berada dalam ruangan.
Perlahan ku tutup kembali pintu ruangan mas Raihan dan menyandarkan pungguku di dinding, tanpa bisa ku halau air mataku menetes keluar.
Disana aku melihat, tepat di kursi kerjanya, aku melihat mas Raihan, sedang bercumbu dengan seorang perempuan yang sangat aku kenal. Iya dia Kayana sahabatku sendiri. Jadi bos yang tadi mengajaknya makan siang adalah mas Raihan.
Aku harus secepatnya pergi dari sini, jangan sampai mereka keluar dan melihatku.
Dengan cepat aku berlari keluar dari kantor mas Raihan. aku tidak peduli dengan suara cacian yang dilontarkan orang-orang di jalan karena menabraknya. Yang aku pikirkan sekarang lari sejauh-jauhnya dari tempat itu.
