"Ini anak kamu Aisyah?" tanya Siska.
"Iya, anak aku dari rahim Kak Nafidzah." ucapku dan terkekeh karena melihat muka kebingungannya Siska.
"Ayna itu anaknya Kak Nafidzah, tapi aku udah anggep dia kayak anak kandung aku sendiri." sambungku menjelaskan padanya.
"Ohh gitu, kirain anak kamu Aisyah." ucap Siska.
"Anak aku sama siapa coba?" tanyaku.
"Yaa, siapa tau sama..." Ucapan Siska pun terhenti karena handphonenya yang tiba-tiba berdering menandakan ada telfon masuk.
"Bentar yaa Syah." ucap Siska membuatku mengangguk, lalu dia pun mengangkat panggilannya.
"Syah, kayaknya aku harus pamit duluan, gak papa kan?" tanya Siska setelah menerima panggilan.
"Iya nggak papa kok." ucapku.
"Sekali lagi makasih yaa atas bantuan kamu." ucap Siska.
"Udah kewajiban aku buat menolong sesama." ucapku.
"Oiyaa, 2 minggu lagi aku nikah, kamu jangan lupa dateng yaa?" ucap Siska membuatku terkejut.
"Oyaa? Insyaallah aku dateng, kamu nikah sama siapa?" tanyaku.