Aku menikmati semua kasih sayang Umi, mungkin manjaku keluar jika sedang tidak enak badan, hatiku benar-benar menghangat karena suara shalawat Umi yang begitu merdu dan menenangkan hatiku.
Tanpa sadar air mataku pun jatuh, entahlah karena kebahagiaan dititipi Umi seperti malaikat ini, atau justru kesedihan karena kekecewaan pada sahabat-sahabat terbaikku yang telah lama membohongiku. Tak lama, Aku pun tertidur lelap dipelukan Umi.
Suara adzan subuh membangunkanku dari kenyamanan tidurku bersama malaikat tak bersayapku, aku pun melaksanakan shalat subuh berjamaah.
Setelah selesai shakat subuh, aku pun kembali tidur karena pusing dikepalaku semakin terasa, aku hanya ingin beritsirahat sebentar lagi.
Tetapi Tuhan berkehendak lain, aku benar-benar tertidur pulas hingga jam 9, saat aku membuka mataku, aku melihat Umi dan Abi yang berada disisiku, saat ini Umi sedang menompresku.