"Jadi ini lelaki yang ingin kamu nikahin?"
Suara menggelegar itu sontak membuat Rahel dan Bagus' terkejut.
Tuan Angga sudah berdiri di luar pintu cafe. Menjatuhkan tatapan tajam pada Rahel dan Bagus yang sangat terkejut.
Netra Tuan Angga melirik tajam pada Bagus yang berdiri di belakang punggung Hasan. Menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala Bagus dengan tatapan sinis.
"Lelaki macam ini?" sentak Tuan Angga, rahangnya seketika mengeras dengan tatapan tajam.
Bagus dan Rahel saling bersitatap dalam kebingungan.
"Maksudnya apa?" cetus Bagus menaikan kedua alisnya. Lelaki itu sama sekali tidak mengerti.
Sebuah tangan tiba-tiba mengunci pergelangan tangan Bagus dan melipatnya ke belakang. Bagus terkejut, dan meronta meminta untuk dilepaskan.
"Ayah, lepaskan dia!" sentak Rahel meradang.
"Kenapa? Kamu takut ayah menyakiti dia!" decih Tuan Angga menjatuhkan tatapan mengintimidasi pada Rahel. Lalu tersenyum sinis.