Sekolah terasa begitu sepi buat May meskipun teman-teman sekelasnya benar-benar berisik. Baginya, seramai apapun keadaan jika tidak ada anne di sampingnya, maka akan terasa sangat sepi.
"Woe May, nyontek PR matematika dong."
Udin langsung menepuk pundak May membuat perempuan itu berjingkat kaget.
"Ish, apaan sih. Ganggu banget. Aku nggak mengerjakan PR," sewot May. Mana sempat dia mengerjakan PR sementara fikirannyaa benar-benar semrawut memikirkan hatinya dan memikirkan hatinya.
"Tumben banget Kamu nggak mengerjakan PR. Masa kepandaianmu apakah telah berakhir?" ceplos Udin yang akhirnya langsung mendapatkan ceplesan kuat di punggung Udin.
"Awww … mentang-mentang jago berantem gak gitu juga kali."
"Habisnya kamu ngomong seenaknya banget. Sono pergi. Aku mau mengerjakan PR dulu."
"Oh, Tuan Putri mau mengerjakan PR dulu? Monggo. Dengan senang hati saya akan menunggu jawaban dari tuan putri. Kalau perlu apa-apa bilang ya? Nanti saya yang sediakan."