Pintu masuk menuju rumah sakit sudah di buka lebar, se lebar hati bu Sulistiani untuk menghampiri putrinya itu. Entah apa yang merasuki tulang-tulangnya sehingga begitu cepatnya ia terbuka untuk memberi kesempatan kepada Anne untuk bisa bertemu dengan mamanya.
May yang masih sibuk dengan tas slempangnya belum sempat membuntuti bu Sulistiani, yang sudah berlari terlebih dahulu ke lobi depan untuk mencari informasi ruangan Anne sekarang. Ia terlihat terburu-buru menghampiri petugas itu sambil mengecek ponselnya.
"Ada yang bisa kami bantu bu?" Tanya mereka yang sedang bertugas dengan ramah, langsung melepas keyboardnya dan melayani tamu sebagai rajanya. Bu Sulistiani menanti kedatangan May yang se dari tadi belum kelihatan muncul di belakangnya, bahkan sempat mengintip beberapa kali.