Awal Maret dengan cerita yang masih belum bisa di tebak, awal hari yang kini tetap saja ribet soal hati. Antara menerima kenyataan, atau pun berat dengan keadaan.
Pagi sekali, tidak ada yang melintas dalam fikiran May selain bagaimana ia bisa merawat ibunya hari ini tanpa meninggalkan jam sekolah. Semalam, May di kejutkan dengan kondisi ibunya yang mendadak ngedrop akibat aktivitas nya yang berlebihan. Penyakit jantungnya kambuh, tapi tidak ada hal lain selain ia harus merawatnha sendiri di rumah. Dengan apa yang ia bisa, juga dengan obat seadanya.
"Gimana Kak, ibuk tidak bisa di biarkan lama-lama, harus di bawa ke rumah sakit!" May mulai panik saat nafas ibunya yang tersenggal tidak beraturan, ia mengoyak tubuh kakaknya yang lebih pusing dari May. Berkali-kali mengecek tabunganya, tapi hasilnya tidak memungkinkan untuk bisa cukup biaya perawatan rumah sakit.
"Kita pakai do'a aja dulu" Jawab kak Ahmad, karena belum ada jawaban yang tepat saat itu.
