Tangis May yang berubah menjadi tawa itu membuat tukang becak mengayuh becaknya lebih pelan, untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana pun mereka berdua adalah tanggung jawabnya selama mereka masih berstatus menjadi penumpangnya.
"Ada apa sih neng, dari tadi kok seperti pertandingan bola, ramai tanpa pemain?" Tanya tukang becak itu heran, dia mendongakkan kepalanya ke bawah, dan berjajar dengan posisi kepala Anne dan May. Mereka menoleh serentak dengan muka yang berbeda, wajah May yang tertawa dengan kemenangan sementara Anne menekuk wajahnya penuh amarah.
Mereka sibuk dengan kondisi hati masing-masing dan enggan menjawab pertanyaan tukang becak itu, lalu kembali menghadap ke depan dan membiarkan tukang becak itu diam kebingungan.
"Jadi pusing ini kepala, begini amat cari duit" Batin tukang becak itu sambil mengelap keringat dengan handuk yang di kalungkan di leher itu.