"Ini beneran pak sugeng mau jadi Penceramah? bukanya dia setiap hari berdasi, tampil paling modis di antara guru-guru lainya. Pak sugeng juga bisa jadi ustad, mana mungkin?" May berunding dengaj hatinya yang masih tidak menyangka dengan kelebihan pak sugeng yang terpendam itu.
"Ini lelucon, aku yang sedari tadi gemetaran, bahkan jantungku hampir copot karena takut ke kantor polisi, tapi berahir di acara pengantin!" May bergedek sambil menatap Pak sugeng heran, lalu apa yang menjadikan pak Sugeng berubah pikiran dan dengan cepatnya mengalihkan tujuan, tujuan yang sangat meleset dari perkirakan.
Di lihat dari dalam mobil, semua penerima tamu sudah bersiaga di pintu masuk. Dengan berpakaian kompak berseragam, berdandan cantik dan bersikap se ramah-ramahnya. Mereka mencatat dari semua tamu yang hadir, namanya, oleh-oleh apa saja yang di bawa dan alamat rumahnya. Memang itu sudah menjadi adat istiadat warga untuk saling membantu.