Tidak ada yang namanya membenci tanpa sebab, dan juga tidak ada rasa suka dan kagum tanpa sebab. Semua sebab punya resikonya masing-masing, entah itu menguntungkan bagi diri sendiri atau bahkan bisa saja merugi.
Pintu yang menjadi sumber utama pembuka kecemasan itu ahirnya terbuka lebar, setelah dokter muda itu berpamitan Dan beranjak pergi. Betapa bahagianya orang yang sedang menunggu Anne waktu itu, tanpa berfikir panjang mereka berlari berdesakan ingin masuk Paling depan. Dan segera menemui Anne yang sudah lama sangat di rindui, terlebih Vino yang terlihat paling bersemangat. Ia menyelipkan tubuhnya itu di antara May, bu Sulistiani dan kak Ahmad.
"Aku duluan" Pekik May sambil menarik lengan baju Vino, tapi kekuatan Vino sama sekali tidak bisa di kalahkan May, ia hampir terpental pintu karena gagal menarik tubuh Vino agar kembali mundur ke belakang.