Nyatanya candaan dan perkataan yang murni dari hati itu berbeda, ia terdengar adem dan tidak mengecewakan. Apalagi harus ada botol yang melayang terbang menghantam dirinya sendiri.
Sinar yang katanya mengandung vitamin D, mulai bermunculan dari arah timur. Semua tumbuhan ikut melengkung mengikuti arah sinar matahari itu, sampai membungkuk sebagai tanda mengikuti.
Botol air minum yang menancap sebentar lalu jatuh kembali itu bersuara cukup keras, karena botol itu terbuat dari aluminum dan bergesekan dengan lantai yang keras. Sehingga Vino mengegas kepalanya untuk memutar ke arah belakang, lalu di sambut senyuman tipis May yang sedang memegang keningnya erat-erat.
"Apa ini maksudnya? Aku ini kakak kelas kamu lo, bisa gak buat sedikit menghormati?" Kata Vino tidak terima, logatnya sudah mirip dengan emak-emak penagih kontrakan. Sinis dengan mata melotot lebar, tidak peduli dengan punggungnya yang sedikit pegal itu.