Vino sudah menunggu May di samping pintu ruang ICU. Dia berdiri dengan kaki kiri yang ditempelkan ke dinding. Kepalanya disandarkan. Laki-laki itu memecahkan matanya karena terlalu lelah dengan keadaan ini.
Meskipun dalam keadaan lelah, itu sama sekali tidak mengurangi ketampanan kakak kelas May dan anne itu. Apalagi ketika dia berdiri sambil menyampirkan jaket di lengan kanannya. Beuh, pesonanya benar-benar luar biasa.
Vino langsung berdiri tegak ketika mendengar suara pintu terbuka.
"Lhoh, Kak Vino di sini? Aku kira kakak pulang?" tanya May dengan suara yang sangat lirih.
"Mana mungkin aku pulang dan meninggalkan kamu sendirian di sini. Aku enggak akan pulang kalau kamu tidak pulang."
"Kak Vino pulang aja. Aku bisa pulang naik ojek."
"Kenapa kamu harus pulang naik ojek Kalau aku bisa mengantarkan kamu. Aku antarkan pulang ya?"
"Nggak usah, Kak. Aku tidak mau merepotkan Kak Vino. Aku masih bisa_"
"Ssst …."