Air mata langsung turun begitu derasnya menuruni pipi mulus Bu Sulistiani tatkala dia melihat sang Putri tergolek lemah di atas tempat tidur rumah sakit. Putrinya diam, tak bergerak, tak bersuara, dan bahkan tidak membuka matanya.
Tubuhnya diliputi oleh kabel-kabel yang dia tidak tahu apa fungsinya. Bu Sulistiani mendekat dengan pipi yang basah. Sungguh, dia tidak tega melihat putrinya yang harus bernafas dengan alat bantu tersebut.
"Nak, Anne. Mama yakin kamu akan sembuh. Sebentar lagi kamu akan dioperasi. Sebentar lagi kamu akan sembuh. Setelah kamu sembuh nanti, Mama berjanji akan menyayangi kamu dan akan lebih memperhatikan kamu. Maafkan Mama yang selama ini tidak hanya menyisakan sedikit waktu saja buat kamu, Nak. Tolong kamu bertahan ya? Dokter pasti akan berusaha keras untuk menolong kamu. Kuat ya nak? Berjanjilah sama mama mama kalau kamu akan baik-baik saja dan kembali menjadi putri Mama yang ceria."