Pintu itu terbuka dengan pantulan cahaya, tapi bukan hasil dari terik matahari. Namun se ulas senyum yang merekah saat May membuka pintu itu yang di dahului oleh Vino, di dalam ruang perawatan itu sedang ada Dokter dan para susternya.
Mereka menoleh saat Vino dan May yabh datanh tiba-tiba tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, denhan senyum lebar May pun menghampiri Anne yang sedang terbaring lemas. Ia berusaha tidak menampakka kecemasanya di hadapan Anne, karena senyuman itu tanda Bahagia, dan bahagia adalah obat utama segala penyakit.
"Sebentar ya dek, Kita periksa dulu pasienya" Tutur dokter itu lembut, sambil mengambil peralatan yang sudah di siapkan perawat di sebuha box kecil. Anne meringis kesakitan saat jarum lancip itu masuk ke rusuk-rusuknya, ia berusaha kuat sambil berpegangan bantalnya sendiri.