Siang yang se cerah kobaran api, ada banyak sinar melalui langsung dari sinar Surya, mereka yang tidak terlalu kesulitan mencari se celah cahaya. Tanpa mereka merangkak pun, cahaya sudah menyinarinya.
May menjadi penumpang Vino siang itu, menuruti semua ajakanya tanpa berat Hati. Jam perpulangan sekolah tepat pukul dua belas siang, melaju motor gagahnya yang menyusuri jalan raya dengan sangat cepat. Tangan May kaku, saat Vino menhendarai motornya dengan kecepatan tinggi, ingin melilit tanganya ke pinggang Vino, tapi rasanya sangat malu. Ahirnya May hanya berpegangan tas ransel Vino dengan sangat kuat.
Sepanjang perjalanan bahkan sebelum mereka berangkat pulang, Vino belum memberitahu May. Sengaja mungkin denagn di ajaknya May ke sebuah rumah sakit lalu masuk kamar inap dengan pasien atas mama Anne, akan membuat May mengeri dengan sendirinya.
