Motor Vino melaju tidak terlalu kencang, karena gerimis sedang mengguyur, sehingga rintiknya membasahi bagian kaca helmnya, membuat pandanganya kabur dan tidak berani melaju terlalu cepat.
Di sepanjang jalan, ada banyak di fikiran Vino. Yang sedang memikirkan dirinya sendiri yang merasakan betapa ia harus mendapat belas kasih, karena sudah se tampan Itu dengan penampilan tidak ada yang menandingi di sekolahnya, belum juga ia mendapat teman yang tepat. Teman yang lebih dari teman, yang bisa menemaninya setiap hari, mengisi hari-harinya, dan yang paling penting bisa segera mengajaknya bertemu dengan mamanya sesuai dengan janjinya.
"Arrrgghh!" Vino mendesak saat fikiranya susah sekali fokus untuk mengemdarai motornya, ia berfikir keras mengapa ia Tak kunjung laku. Apa sedang ada pelet yang masuk di raganya, atau memang cewek-cewek Itu minder saat berhadapan dengan Vino yang ketempananya tingkat anak Raja.