Saat Vino mengatakan sesuatu yang membuat Anne berfikir keras, membuat suasana pada saat itu berubah menjadi kelam dan menyakitkan bagi May. Padahal Anne lebih sakit dari ini, bahkan tidak pernah May sadari.
Candaan Arif membuat perasaan Anne berubah, seperti bunga yang sedang bermekaran tiba-tiba saja mengantup dan layu. Fikiranya melayang dan tidak ingin itu terjadi lagi, jika memang hanya ingin mewakilkan unek-unek Arif lewat Vino.
Semua terdiam kecuali Arif yang terus-terusan mengoceh tanpa bisa di dengar, omongan yang keluar dari bibirnya susah sekali di tebak karena suaranya yang lirih.
Vino menatap dari jauh raut muka Anne dari jauh, semakin melekat rasa bersalahnya itu dan semakin mengikat di hati dan ingatanya. Belum pernah Vino se tega itu berkata kasar, semua itu karena ia sedang terpancing emosi dan tidak bisa mengendalikan.
