Hattchiii .... Annisa harus menghentikan kegiatan makannya karena bersin yang mengganggunya.
"Ih, jorok banget sih Sa, ya ampun, ditutup bisa kan ?"
Annisa justru tertawa mendengar kalimat Verrel, kenapa terdengar luci sekali, Verrel kesal tapi bicara begitu lembut.
Verrel menggeleng dengan itu, bukannya minta maaf tapi Annisa malah tertawa seperti itu.
Verrel melanjutkan makannya tanpa peduli dengan tawa Annisa, rasa laparnya mampu mengalahkan rasa kesalnya pada Annisa.
Keduanya kembali makan dengan tenang, Annisa merasa hidungnya gatal sejak tadi di Kantor, dan ternyata masih berlanjut sampai sekarang.
"Gimana adik kamu, masuk kerja gak ?"
"Belum, gak tahu katanya harus nunggu sampai minggu depan"
"Oh, mungkin seleksi ya"
Verrel hanya mengangkat bahunya sekilas untuk menjawab Annisa, semakin banyak bicara rasanya semakin sulit untuk Verrel bisa menelan makanannya.
Annisa meneguk minumannya, kenyang sudah perutnya sekarang, makanan yang dipesannya telah habis semua.