Verrel melompat ke kasur dan turut berbaring di samping di Verry, Verrel masuk ke kamar Verry meski tahu kalau saudaranya itu tengah menuju alam mimpinya.
Verry menolah dan memukul Verrel begitu saja, menyebalkan sekali bagaimana kalau Verry punya penyakit jantung, pasti sudah langsung tak bernafas lagi.
Verrel hanya nyengir saja menanggapi kekesalan Verry, silahkan saja marah-marah mau bagaimana pun Verrel telah melakukannya.
"Keluar ah, ganggu aja"
"Tidur aja terus, masih sore woy, baru juga jam 7"
"Berisik"
Verry membelakangi Verrel dan kembali memejamkan matanya, Verrel mengangkat tangannya untuk jadi penyanggah kepalanya.
Rasanya bantal saja tidak cukup memberikan kenyamanan.
"Aku suka sama Annisa"
Verry mengernyit, apa-apaan lelaki ini, apa malam seperti ini dia akan cerita masalah hati.
"Tidur tidur tidur"
"Dia terasa sangat berbeda, tapi sepertinya dia tidak menyukai ku"
"Diamlah, jangan buat kepala ku sakit"