Veno mengambil smartphone Revalia yang ku pegang dengan paksa, lalu ia melemparkannya. Tentu saja Revalia menjerit melihat benda miliknya itu rusak berserakan di lantai. Dengan kesal, ku lihat dia mengambil guci kecil lainnya dan melemparkan guci itu tepat ke arah Veno. Aku yang takut guci itu mengenaiku hanya bisa menghalangi wajah dengan sebelah tangan karena tanganku yang satunya sedang dicengkeram Veno. Tak lama terdengar suara guci yang pecah.
Kurasakan cengkeraman tangan Veno sudah tak di tanganku lagi, saat aku melihat ke arahnya. Dia berlari mengejar Revalia. Ku lihat ke lantai, guci itu berserakan, sepertinya berhasil mengenai tubuh Veno karena terlihat bercak darah di antara pecahan guci.
"ALEEZA BANTU AKU!" teriak Revalia yang terus berusaha menjauh dari Veno yang mengejarnya. Aku pun mencari cara untuk mengalihkan Veno. Ku ambil beberapa bantal sofa dan melemparkannya kepada Veno, namun selalu gagal. Dia selalu saja berhasil menghindarinya. Aku pun mencari cara lain.