"Kamu kenapa menangis?" tanya Lavenia. Astaga! Aku tak sadar jika air mataku mengalir, aku segera menghapusnya.
"Tidak apa-apa. Aku ingin bertemu dengan Veno!" pintaku. Dia mengangguk dengan raut wajah keheranan lalu masuk sebentar untuk memanggil lelaki itu. Tak lama Veno datang dan terkejut saat melihatku.
"Apakah perempuan tadi kekasihmu?" tanyaku dengan suara parau dan berusaha menahan tangisku yang semakin deras.
Alih-alih menjawab, Veno malah balik bertanya, "Untuk apa datang ke sini?"
"Aku … aku hanya berkunjung. Memangnya tidak boleh?"
"Aku sedang sibuk," katanya. Aku membelalakkan mataku. Sibuk dia bilang? Aku tidak percaya.
"Apa yang membuatmu sibuk? Bersetubuh dengan perempuan itu?" sindirku. Dia terkejut lalu keluar dari rumah dan menutup pintu.
"Apa maksudmu berbicara seperti itu?" tanya balik Veno dengan raut wajah yang mulai kesal.