Keesokan harinya, aku kembali kepada aktivitas seperti biasanya. Aku datang lebih dulu ke kelas dari pada si menyebalkan Revalia. Kegiatanku pagi ini adalah melanjutkan tulisan cerita yang ku buat semalam. Cerita yang ku buat ini sudah semakin seru menurutku. Ku tambahkan sebuah konflik di dalamnya agar siapapun yang baca nanti akan ikut terpancing emosi di dalamnya. Namun di saat aku tengah asyik menuliskan ceritaku, tiba-tiba ada sebuah coklat yang ditaruh di hadapanku. Saat aku melihat siapa yang memberinya, aku dibuat terkejut. Tepat di depan mejaku, Veno sedang berdiri sembari menyodorkan coklat dan tersenyum manis ke arahku. Astaga! Apa maksud dia? Kenapa dia memberikan aku coklat dengan tersenyum seperti itu?
Aku terus menatapnya hingga dia berkata, "Buat kamu."
"Coklat ini buat aku?" tanyaku memastikan. Dia menganggukkan kepala.
"Dalam rangka apa?" tanyaku lagi.