"Gak lama lagi Rayyan pastikan Ibu sama Bapak bisa tinggal bareng Rayyan di Jakarta," ucap Rayyan dengan penuh keyakinan.
"Yakin banget kamu," ujar Malik yang tak percaya jika anaknya akan membawa mereka pergi ke Jakarta.
"Lihat aja nanti, Pak," kata Rayyan dan hanya diangguki oleh Malik. Mereka pun akhirnya tiba di rumah. Marni telah menyiapkan tiga buah gelas berisikan air teh dan dua piring camilan yang dibeli dari warung. Ia sudah menunggu di ruang tengah rumahnya. Malik duduk di samping Marni, sementara anak mereka duduk di hadapan. Rayyan memulai ceritanya, ia berkata bahwa saat tiba di Jakarta, ia kesulitan untuk mendapatkan kontrakan dengan harga yang murah. Marni menimpali bahwa Jakarta memang kota besar dan harus memaklumi harga mahal di sana. Ucapannya itu diangguki oleh Malik dan juga Rayyan.
"Lalu sekarang kamu tinggal dimana?" tanya Malik sembari menyeruput teh yang disediakan Marni tadi.
"Ya di kontrakan. Satu bulannya 1 juta," jawab Rayyan.