"Apa lu pengen gua mati?" tanyaku dengan suara pelan. Lalu aku mendongakkan dan menatapnya. Ia terlihat terkejut.
"APA LU PENGEN GUA MATI?" tanyaku sekali lagi dengan membentak Gio. Aku yang sudah sangat kesal dengan kelakuannya sudah tak dapat menahan emosiku.
"Kalau itu mau lu, silakan tembak gua sesuka lu! Tembak gua kalau emang itu ngebuat lu puas, Gio! Gua tau lu pengen gua mati biar lu bisa deketin Pricilla kan? Ayo! Silakan tembak gua!" ucapku yang sudah bersedia mati demi Pricilla. Aku berpikir jika ini adalah jalan yang terbaik untukku. Lagi pula aku tak mau Gio terus membenci aku hanya karena satu wanita, namun di sisi lain aku juga tak bisa merelakan Pricilla kepada Gio. Dia bukan barang yang bisa seenaknya diberikan kepada orang lain.