"Maafin aku, Nazilla. Aku benar-benar menyesal!" Suara Raffasya yang parau begitu terdengar jelas di telingaku. Ya, Raffasya lah yang memeluk tubuhku saat ini. Namun dengan cepat aku mencoba untuk melepaskan pelukannya dan mendorong tubuhnya agar menjauh dari tubuhku.
"Maaf? Udah telat!" ucapku ketus. Aku menatapnya dengan sangat tajam, namun tiba-tiba mataku melihat Kak Fara yang berdiri cukup jauh dari kami. Terlihat jelas ia sedang menangis. Apa yang ia tangisi? Apakah ia menyesal? Ataukah ia merasakan sakit setelah mengetahui jika sifatnya tak jauh berbeda dengan ibu? Haha lucu sekali wanita sialan itu.