Mereka saling pandang. Amir dan Alana mengangguk tanda mereka tidak akan mundur, begitupun dengan Aryan. Lelaki itu menatap Marisa dan memohon dengan tatapan memelasnya. Marisa tidak memiliki pilihan lain, mana mungkin dia akan kembali sendirian dan menunggu di mobil. Dia juga tidak bisa menyetir dan tidak tahu arah jalan pulang, Marisa berkata dia akan ikut. Mendengar hal ini membuat Aryan kesenangan. Setelah berdiskusi sebentar, mereka kembali berjalan dan melewati sungai sampai ke seberang sana. Namun, baru saja beberapa langkah, Rama dan yang lainnya dikejutkan oleh jalur yang tertutupi oleh batang-batang pohon yang besar. Nampaknya beberapa pohon tumbang mengakibatkan jalur yang akan mereka lewati tak bisa ditembus. Tidak mungkin juga mereka akan melewati jalan lain, kompas dan peta yang dipegang Rama menunjuk ke arah jalur yang tidak bisa mereka lewati.