"Eiji!" teriak seseorang dari lantai bawah yang sontak membuatku terbangun. Jantungku langsung berdebar kencang. Namun ketika aku benar-benar terbangun, aku sadar bahwa itu hanya teriakan ibu yang memanggilku untuk sarapan. Rasanya enggan ku tinggalkan kasur empukku ini, ditambah kakiku yang patah membuatku kesakitan saat berjalan. Dengan gontai ku turuni tangga menuju lantai bawah, ku datangi ruang makan dan ku lihat ada sepotong roti, telur dan segelas susu di atas meja. Namun ada yang kurang, aku tak melihat ayah di sana. Aku pun duduk tepat di depan sarapan yang telah dibuat ibu. Setelah semua makanan itu habis, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya pada ibu.
"Okaa-san! Apakah Otou-san bangun siang hari ini?" tanyaku. Ku lihat ibu menoleh.
"Otou-san tidak bisa ikut sarapan dengan kita pagi ini, dia sudah berangkat kerja sedari tadi. Ada telepon dari kantornya kalau semalam satu karyawannya tewas saat bekerja lembur," jelas ibu. Aku melebarkan mataku.