Tak terasa, kami pun tiba di rumah. Aku segera meminta Maisha turun dari mobil dan mengajaknya masuk ke dalam rumahku. Ia terkejut dengan keadaan rumahku yang sangat besar, bahkan ia berlari ke sana kemari dengan senangnya. Aku tersenyum melihat tingkah lucu Maisha dan aku senang saat melihat ia begitu bahagia berada di rumah ini.
"Maisha! Mari ku tunjukkan kamarmu," kataku sembari menggandeng tangannya dan membawa ia ke lantai dua. Kamarnya terletak tak jauh dari kamarku. Aku mulai membuka pintu kamar Maisha dan ku persilakan dia untuk masuk ke dalamnya. Dengan kegirangan, Maisha melihat semua mainan yang telah kami sediakan khusus untuknya.
"Silakan kau bermain sepuasnya, setelah itu kau temui aku di ruang keluarga di lantai bawah ya?" kataku sembari menaruh dua tas milik Maisha di atas kasurnya. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. Lalu aku pergi meninggalkannya.