"Aku cemas," ucap Vino, kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang Lea dengan posisi terlentang.
Lea ikut terlentang, bersebelahan dengan Vino.
"Kenapa cemas?"
Vino merubah posisinya, ia menoleh ke ara Lea dengan tatapan cemas.
"Aku khawatir Ben akan terus menyukaimu."
Lea terkekeh, ia mencubit hidung Vino dengan gemas.
"Duh, Lea! Sakit, tahu!" gerutu Vino.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Itu tidak akan terjadi, Vino …."
"Kenapa?" tanya Vino, nada bicara dan rautnya masih terlihat panik.
"Karena aku milikmu."
Vino tersenyum penuh arti. Tiba-tiba saja ia menyerang Lea dengan berada di atas tubuh Lea. Ia mendaratkan bibirnya dengan mengusali leher dan pipi Lea. Sementara Lea memberontak karena merasa geli.
"Vino! Cukup! Vin, geli, Vin …!" rengek Lea masih memberontak.
Cklek
Pintu kamar Lea terbuka dan keduanya diam seketika. Mereka terkejut ketika melihat Radi yang ada di mulut pintu tersebut. Raut Radi yang semula terlihat panik, berubah menjadi murka.