Zahra dan Zaydan masuk rumah dan melihat Opa Hadi sudah duduk di kursi ruang tamu. "Opa...!" teriak Zaydan senang. "Hai, cucu Opa sudah pulang dari sekolah apakah harimu menyenangkan?" tanya Hadi memangku Zaydan. "Zaydan berat Opa!" ujarnya. "Tidak kok Zaydan masih kecil jadi tidak berat. Kenapa dengan Kakakmu kenapa mukanya kusam seperti itu?" Hadi menatap wajah cantik Zahra meskipun bukan darah daging Rifki namun Hadi tetap sayang dan menganggapnya sebagai cucunya sendiri.
"Kak Zahra sedang patah hati Opa, dia sedang marah dengan Sean teman laki-lakinya." Zahra melotot mendengar adiknya mengatakan hal tersebut. "Dek kok kamu bilang begitu bukannya tadi janji gak akan bilang apapun sama orang di rumah," protes Zahra pada Zaydan. "Lagian salah sendiri siapa suruh sampai rumah cemberut begitu," ujar Zaydan manyun. "Kasih tahu Ummi saja deh biar nanti dimarahi olehnya," lanjut Zaydan segera turun dari pangkuan dan lari ke dapur menemui Naura.