"Hai, Sheila!"
Sheila segera berlari ke arah mobil sambil melambaikan tangan.
"Kok lo bisa ada di sini?"
"Gue tadi habis ketemu sama Ilham. Biasa, ada urusan laki-laki yang haru diselesaikan."
Sheila melirik Ilham sekilas, ia mendapat sebuah kode kedipan mata dari Ilham.
"Oh... lo ke mana aja? Kok nggak pernah dateng ke rumah gue?"
"Kenapa? Lo kangen sama gue?"
"Ngapain gue kangen sama lo? Ada Ilham di samping gue. Dia lebih cakep daripada lo!"
Boy mencibir dengan menggerakkan bibirnya mengejek. Sheila dan Ilham rupanya masih saja menjadi budak cinta seperti dulu.
"Gue pikir kalian udah mau putus. Ternyata masih pacaran aja."
Sheila hampir saja memukul kepala Boy dengan buku, sebelum Ilham lebih dulu mencegahnya.
"Gue sama Ilham mau nikah! Dan nggak akan putus sampai kapan pun!"
"Udah, She... orang gila kayak gini kenapa kamu ladenin, sih? Buang-buang tenaga aja."