Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, kini Lusi dan teman-temanya tengah bersiap untuk pergi berlibur.
Mereka sepakat untuk pergi ke pantai dan menginap di sana beberapa hari. Sebelumnya Lusi telah melakukan reservasi untuk menginap di hotel selama di sana.
"Duduklah di sampingku." Arkan menginterupsi, sembari menepuk kursi di sampingnya.
"Baiklah."
Sepasang kekasih itu duduk bersebelahan, dengan Arkan yang memegang kemudi.
Di belakang mereka ada Dave, Arman dan Keke. Dave menatap sepasang kekasih di depannya dengan sendu, apalagi ketika Arkan secara terang-terangan mengusap atau menggenggam tangan Lusi.
"Keke, mengapa kita tidak naik pesawat saja?" tanya Lusi tanpa menoleh.
"Naik kereta jauh lebih asyik, Lusi. Aku sudah pernah mencobanya beberapa kali, ketika masih hidup luntang lantung di jalanan."
Keke tertawa miris. Kehidupan masa lalunya benar-benar tidak pantas untuk diingat.