"Bagaimana?"
Arman memfokuskan tatapannya pada sebuah layar. Dia dan Audy tengah mencari bukti melalui kamera pengintai yang ada di dalam dalam ruangannya.
"Ini hari di mana Keke datang menemuiku. Dan saat itu Belania juga datang setelah Keke pergi."
Di dalam layar memperlihatkan ketika dia dan Keke tengah mengobrol. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan sejauh ini, keduanya terlihat tertawa bersama.
Audy berdeham sembari mengulum senyum, saat Arman mencubit pipi kanan Keke dengan gemas.
"Jadi, apa hubunganmu dengan Keke?" tanyanya menggoda.
"Tidak ada," jawab Arman dengan wajah datar. Padahal jauh di lubuk hatinya, dia tengah ketar ketir karena malu.
"Keke pergi?" Audy menunjuk layar komputer.
"Iya. Dia pamit pulang setelah itu."
Saat itu juga terlihat Belania memasuki ruangan Arman. Tubuh Audy semakin mendekat, agar ia bisa melihat lebih jelas.
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Hanya hal biasa. Belania merayuku agar segera menerbitkan bukunya."