Satu minggu sudah, Lusi melakukan pekerjaan di luar kota. Kini ia dan rombongannya telah kembali ke kota asal dengan wajah lelah dan tubuh terasa lebih pegal dari biasanya.
"Lusi, aku masuk dulu," ucap Keke.
Sedangkan Lusi dan Arkan masih berdiri di depan pintu lift, sembari saling melempar senyuman.
"Masuklah. Kau harus istirahat. Pasti lelah, setelah satu minggu beraktivitas di luar," kata Arkan sembari merapikan rambut Lusi yang sedikit berantakan.
"Kau juga harus cepat masuk. Terima kasih, karena telah menemaniku bekerja."
"Sama-sama. Aku justru senang, melihatmu dikelilingi banyak penggemar. Tapi yang menjadi masalah, sepertinya posisiku menjadi kurang aman." Arkan memasang raut wajah sedih. Seakan cemburu pada para penggemar pria, yang mengajak foto bersama dengan Lusi.
"Kau terlalu berlebihan. Mereka hanya penggemar, tidak lebih. Lagi pula, aku tidak kenal dengan mereka semua. Itu artinya, posisimu masih aman." Lusi memeluk tubuh Arkan tanpa malu-malu.